Sabtu, 20 November 2010

Yang Muda Yang Bercinta

Yang Muda Yang Bercinta



http://ustadchandra.files.wordpress.com/2009/12/cinta_allah_320_320_0_9223372036854775000_0_1_0.jpg


Dear langit biru...
diam membisu menatap wajah-wajah semu...aku ingin curhat padamu
katanya sih ini tentang kehidupan
kamu tahu?aku sedang galau sore ini...Aku galau karena Tuhan memberiku sedikit rasa percaya-Nya sehingga aku sungkan untuk berlari..
Aku galau karena katanya hidup hanya sekali namun aku punya banyak mimpi..
Aku masih muda, masih ingin meraih sebanyak-banyaknya ambisi dan aku pikir itu lumrah
Aku masih ingin berjalan tanpa ada halangan dan tidak ingin dihalangi aku pikir itu wajar
Aku tidak ingin ada orang tua yang sembarang ngomong kamu harus begini begitu padahal menurutku di hari tuanya dia masih bersalah dan linglung tidak tahu akan kesalahannya
Tapi yang pasti, aku tidak ingin menjadi tua kemudian tidak menyelesaikan tugasku
Tugas yang seharusnya kuselesaikan kemarin dulu

Dear burung yang bebas terbang di angkasa...
Gimana sih rasanya melihat indah bumi negeriku tercinta?
Yang katanya hijau biru berpadu dan sangat menyejukkan mata
Atau coklat sudah menggantikan hijau yang punah dan menyalahkan waktu?
Aku ingin bercinta dengan masa itu lagi
Masa ketika aku bangun di pagi hari kemudian menuju monas yang menjulang tinggi
Tanpa alas kaki, tanpa masker anti polusi
Hanya ingin melepas penat

Apalah arti semua yang kita jalani selama ini
Tanpa keceriaan, tanpa kepercayaan, tanpa ikhlas menyelimuti, tanpa pengorbanan untuk yang dicintai
Apakah garis lurus ini benar tak kan berujung?
Jika memang itu jawabannya mengapa tetap harus dikejar
Kejar hingga tua tak sadar

DAMN...aku seperti tersesat
Tersesat yang padahal aku tahu jawabannya
Tersesat tetapi memang harus dilalui
Bukan pengorbanan apalagi pengabdian

Tapi ini masalah Cinta...

Cinta yang tanpa materi
Cinta yang tak bertuan dan bertujuan
Cinta yang tak menerima setelah memberi
Cinta yang satu untuk dibagi padamu dan padamu
Cinta yang seharusnya tumbuh tanpa dipaksakan
Cinta yang IMPARSIAL yang tak boleh diganggu dan dihambat
Cinta dari aku, kita yang beda dengan kamu dan dengan nya


JADI TOLONG JANGAN PAKSAKAN CINTA KITA...

BIARKAN AKU BERCINTA DENGAN CARAKU SENDIRI...

Hingga aku tak mengulang kesalahanmu lagi...


Kau boleh bercerita biar aku yang mengambil makna...


Please...please itu saja yang aku mau...



Sabtu, 23 Oktober 2010

Out of The Box (disuruh tapi ga dilakuin)






Beberapa waktu yang lalu waktu Saya ikut Diklat Fungsional Perencana Pertama di Salemba tiba-tiba seorang pemateri yang kebetulan juga salah satu Direktur di tempat Saya bekerja bilang "Pancasila itu kalo iseng-iseng dipikir ternyata bener juga ya?" awal Saya langsung bengong dan bergumam dalam hati "Set dah...ini orang udah jadi Direktur udah kerja sampe tua baru sadar kalo Pancasila ada benernya juga?Dari dulu dia kerja apa ga ada landasannya ya?Padahal ini kita lagi ngomongin Negara Kesatuan Republik Indonesia."

Akhirnya karena emang mungkin karena sifat Saya yang "Spontaneous" atau temen sebelah bilang rada reaksionis hihihi...langsung aja Saya mengangkat tangan dan mengoceh sekenanya yang kutipannya sebagai berikut.

"Pak., boleh Saya nanya?"
"Iya silahkan..."
"Kalo menurut Saya Pancasila itu ga sembarangan kaya gitu. masalahnya sekarang berapa persen sih dari para pemimpin kita yang paham sama Pancasila?Jangan-jangan ilmu mereka ga sampe kesana?Maaf ya setahu Saya konsep Pancasila itu ditelan secara bulat-bulat di dalam Sidang PBB pada saat Presiden Soekarno membacakan pidatonya di depan para pemimpin negara lain. Saya sangat menyesal ketika mata pelajaran Pendidikan Pancasila dan Kewarganegaraan dihapus dan diganti dengan Pendidikan Kewarganegaraan. Jadi generasi muda saat ini hanya diajarkan bagaimana mereka harus taat kepada pemerintah., taat...taat dan tidak lebih kepada taat tanpa mereka diberi penjelasan taat yang seperti apa dan mengapa mereka harus taat? Apa landasan untuk taat., atau bagaimana masyarakat harus taat ngga jelas." dan so on dan so on....


Lalu jawaban apa yang Saya dapat?
"Ya memang Saya sudah bilang kalo kita lagi melamun kemudian berpikir bahwa Pancasila itu ternyata benar juga? Oke generasi muda kita harus belajar Pancasila tapi minimal harus ada variasi dalam mengajarkan hal tersebut jangan membosankan seperti yang lalu-lalu."

Oke Saya tangkap masalahnya adalah cara pembelajaran yang menjemukkan yang membuat orang enggan untuk memahami Pancasila (khususnya).

Sekarang akhirnya Saya berargumen sendiri. Saya mengikuti diklat ini dengan metode yang begitu-begitu saja selama sebulan dan masih ada sebulan ke depan. Masuk jam 8 pagi kemudian duduk hingga Pkl. 09.30 dan coffe break 15 menit kemudian
dijejelin ceramah lagi sampai waktu ishoma atau kalo dihitung2 minimal 7 jam sehari selama 2 bulan Saya harus duduk mendengarkan ceramah yang "sangat berbobot" dan 98% di akhir ceramah itu selalu didengungkan frase yang sama "Baik Bapak Ibu sekalian., ini adalah tugas Bapak dan Ibu sekalian merencanakan yang terbaik dari problematika yang ada untuk kemajuan bangsa ini ke depannya. Sekian terima kasih atas perhatiannya." ampun DJ...

Inilah Indonesia., dimana masyarakatnya dididik dari SD sampai tua dengan cara yang
monistik dan sangat membosankan hingga mungkin bisa sampai lupa hari karena setiap hari melakukan hal yang itu-itu aja. Pendidikan yang kata Pak Direktur tadi sangat membosankan dengan hanya duduk di dalam kelas mendengarkan ceramah yang berisi tapi kurang menarik toh akhirnya tetap dilakukan karena para guru itu harus tetap bekerja sesuai "aturan main".

Sama seperti cara para pejabat bangsa ini memimpin., sangat
monistik yang dulu otoriter yang sekarang boleh bergerak bebas tapi "silahkan baca aturan main dulu" ya sami mawon yang akhirnya mengakibatkan pemikiran dari rakyatnya menjadi kerdil.

Kemarin kita ngomong globalisasi sangat deras arusnya sehingga kita harus melindungi rakyat kita yang masih rentan dan minim tentang informasi bahaya globalisasi (ranah ideal) tapi kemudian orang yang sama bilang., kita ini tidak bisa tidak harus bergaul dengan dunia internasional agar tidak dikucilkan. Lah globalisasi sendiri itu paradigma yang dibuat sama negara lain dan kita harus ngikutin juga bukan malah memajukan rakyatnya dulu.,
gembel..

Di Indonesia masih ada Suku Asmat yang sangat kratif namun hidupnya di dalam hutan., Suku Dayak yang sangat memegang teguh tradisi nenek moyang dan juga hidup di wilayah yang tidak terjamah globalisasi., atau tidak perlu jauh-jauh ada Suku Baduy yang tidak begitu jauh dari pusat negara itu saja masih belum masuk televisi eh kita mau sok-sok'an ikut globalisasi. Kalo inti globalisasi adalah berlari sendiri dan menyelamatkan hidup sendiri maka tidak perlu ada
state alias negara dan tidak perlu ada government atau Pemerintah tinggal yang bisa survive sama arus globalisasi dia yang hidup.

Di atas memang nanmpaknya berantakan ya alur ceritanya? Ini Saya sok Out of the box hahaha...tapi Saya mau kasih sedikit clue aja tentang tulisan kali ini.

1. Semua berawal dari pendidikan dasar atau kalo di Indonesia disebut Sekolah Dasar atau sekolah dengan jenjang sejenis lainnya. Kalo memang cara belajar-mengajar selama ini sangat monoton dan membosankan maka memang harus ada cara baru mengajar generasi penerus bangsa ini. Ajak anak didik keluar kelas bertemu masyarakat dan melihat pasar rakyat yang becek dan bau namun itu realita., jangan anak SD diajarin otonomi daerah atau tentang kapitalis dan aliran-aliran lainnya kemudian pulang dikasih setumpuk tugas untuk dikerjakan. Ini buat generasi penerus bangsa yang masih sekolah jadi
antisosial yang penting mengejar prestasi tapi freak ga tau nama tetangga 3 rumah sebelah kanan dan 3 rumah sebelah kiri. Sekarang memang sudah ada inisiatif untuk mengadakan kompetisi belajar kreatif tapi sangat disayangkan ini masih sebatas proyek yang intinya kompetisi diadakan sebatas proyek dengan anggaran per term waktu bukan berkelanjutan. Alhasil setelah terpilih guru-guru kreatif dan dikasih hadiah kemudian kita ga ngurus ke depan mau diapain tuh konsep. Saya pribadi sebagai yang berada di dalam lingkaran pemerintah sebenernya sedih namun tidak bisa bergerak di ranah kebijakan karena memang ebetulan wewenang Saya bukan di bidang itu. Tapi Saya berpikir di ranah kebijakan minimal harus ada Peraturan Menteri tentang Standar Pendidikan Nasional bukan Sistem Pendidikan Nasional karena kalo bicara Sistem kita bicara ibarat mesin yang harus bergerak "seperti ini" dan tidak bisa bergerak jika dilakukan dengan "cara itu"nah kalo bicara Standar Minimal Pendidikan maka kita bicara bagaimana kualitas minimal pendidikan yang harus diterima oleh para anak didik dari Sabang sampai Merauke dan itu sangat realistis dilakukan karena kita sadar kualitas segala instrumen di satu wilayah dengan wilayah lain di Indonesia itu beragam dan tidak bisa disamaratakan. Jadi ketika kita bicara sistem maka pendidikan di Jakarta akan lebih mampu beradaptasi ketimbang pendidikan di wilayah Bangka Belitung misalkan (jauh banget ya hehehe...)

Pendidikan yang kreatif dan mendidik ini sebagai potensi dasar untuk menciptakan generasi muda Indonesia yang kreatif dan adaptif dengan lingkungan sekitar. Bagaimana cara menghormati orang tua atau bagaimana cara berjalan ketika melewati orang lain yang sedang duduk minimal bisa diterapka kepada generasi penerus bangsa bukan bagaimana otonomi daerah diajarkan di bangku Sekolah Dasar.

2. Orang tua adalah sebagai penanggungjawab utama akan kualitas anak-anak mereka yang merupakan agen penerus bangsa. Jangan terlalu berharap pada guru di sekolah atau di tempat les misalkan karena orang tua sudah mengenal sifat anaknya sejak lahir. Dan yang paling penting adalah jangan menjadikan anak sebagai "samsak" dari balas dendam orang tua. Balas dendam di sini bisa diargumentasikan bermacam-macam ya? Misalkan orang tua dulu gagal menjadi dokter maka anak dari kecil dipaksa belajar untuk menjadi dokter kelak. Memproyeksikan anak menjadi dokter adalah baik tapi memaksa dengan menggunakan kaca mata kuda agar anak menjadi dokter itu yang bahaya. Setiap anak punya hati dan pilihan dan mereka punya hak untuk berjuang menjalankan hidup dengan hatinya dan memilih pilihan hidup dengan hatinya pula. Sekali lagi orang tua hanya bertugas sebagai "guru silat di film-film Kung-Fu" yang bermodal tongkat kecil untuk mengarahkan jika ada yang salah., memukul dengan hati untuk memberi semangat dan memberikan tongkat tersebut sebagai langkah estafet untuk generasi selanjutnya. Saya pasti selalu akan berada di dalam dilema ketika berbicara tentang bagaimana seharusnya orang tua memperlakukan anak karena saya sendiri belum memiliki anak hihihi...tapi minimal Saya juga membantu orang tua mengarahkan adik Saya yang sudah duduk di kelas 3 SMA dan memiliki bakat menjadi sutradara (bukan menjadi pegawai seperti yang selalu dihembuskan sihirnya oleh kedua orang tua). Jika orang tua Indonesia mau meluangkan sedikit waktunya minimal menceritakan dongeng sebelum tidur sejak kecil maka percayalah akan ada ikatan bathin yang sangat kuat bahkan anak akan paham apa maunya orang tua dengan hanya mengernyitkan dahi., tersenyum kecil atau dengan alis yang sedikit mengangkat tidak perlu dengan mengeluarkan suara. Ekonomi terkadang menjauhkan kita dengan anak kita karena kita harus selalu mengejarnya dengan dalih untuk mensejahterakan keluarga atau banyak yang bilang "Ini untuk anak juga." tapi kebahagiaan anak bukan hanya dari lahir saja tapi ada bathin yang selalu berkata "Mah., Pah...Aku sangat beruntung punya orang tua seperti kalian dan suatu saat Aku punya anak maka Aku akan menjadi orang tua seperti kalian."

3. Pemerintah?
No Comment hahaha...ga adil ya?
Saya adalah perencana (sesuai tupoksi pekerjaan) dan Saya sudah melihat banyak konsep perencanaan negara ini yang cukup "Out of The Box" namun masih belum dapat terlaksana secara optimal. Ini ga lebih karena "pemerintah punya mulut tapi nggak punya kesamaan bahasa". Misalkan Saya ngomong bahasa Hindi maka pemerintah di depan muka saya ngomong bahasa Swahili (
What??) Pikiran memang berbeda-beda tapi minimal hati kita sama., ibarat orang nikah kan mayoritas terdiri dari dua orang yang alat kelaminnya beda., dari keluarga yang beda., latar belakang yang beda tapi mereka bisa menikah dan punya keturunan. Itu Saya sangat yakin karena mereka punya pemikiran yang sama sehingga terciptalah cita-cita yang direncanakan sejak awal.

Contoh konkret di bidang pendidikan. Di tahap perencanaan sepakat anggaran pendidikan 20% dari APBN (kalo sekarang ada mahasiswa yang teriak-teriak nyuruh meningkatkan anggaran pendidikan hingga 20% maka Saya akan dengan sukarela menunjukkan angka tersebut dan jika belum maksimal maka akan Saya jadikan ini sebagai introspeksi) Nah dari perencanaan udah 20% dari wakil rakyat juga sudah sepakat kemudian diwujudkan dalam bentuk program-program menjadi sangat kreatif. Misalkan pendidikan guru yang mau melanjutkan sekolah kalo ngga di luar negeri nanti dibilang
gak asik jadi ada beasiswa pendidikan guru atau dosen keluar negeri. Duit belum habis., diadain hibah kompetisi penelitian buat para guru dan dosen yang menyertakan anak didik (yang mereka kenal)., jadi peserta didik yang potensial namun tidak dikenal maka jangan berharap akan diajak ikut penelitian. Hasilnya? Ada report berupa makalah beberapa lembar sudah menjadi cukup bukti untuk mengeluarkan duit., kroscek di lapangan ngapain juga repot-repot? Lomba Karya Tulis Siswa/Mahasiswa yang tujuan idealnya menjaring potensi anak didik dengan cara menulis tentang ide-ide kreatif kemudian dipilih yang menang dan dikasih hadiah. Tulisan menjadi hak milik panitia tapi siswa/mahasiswa yang nulis ngga ngerti tulisannya mau dijadikan apa?Tugas anak didik sebatas memberi ide kreatif untuk dibaca dewan juri kemudian yang bagus dikasih hadiah tidak ada kelanjutan (sekali lagi). Jadi anak didik kreatif di Indonesia tugasnya hanya menyalurkan ide dalam bentuk tulisan bukan fakta di lapangan., sisi positif mereka bilang "semoga tulisan kita dibaca pemerintah terkait sehingga bisa dimanfaatkan" faktanya?Wallahualam mungkin tumpukan karya tulis yang tidak terpilih dan jumlahnya ribuan hanya akan menjadi bahan rezeki untuk OB di kantor dengan cara diloak kiloan ooppss....Ada yang diberi modal untuk ide kreatif dalam bentuk bisnis namun tidak ada kewajiban untuk menjadikan potensi bisnis itu berkembang pesat tinggal yang menang yang ngurus bisnisnya sendiri. Untuk kebijakan pendidikan yang paling fenomenal ya tidak lain tidak bukan "Standar Nilai Ujian Akhir"., mau tau kenapa? Baca tulisan Saya sebelumnya.

Pemerintah Indonesia (termasuk saya) belum mampu menciptakan konsep komunikasi yang "Out of The Box" yang satu bahasa., satu pemahaman., satu visi untuk rakyat (Saya pribadi mohon maaf). Konsep bagus sudah ada di dokumen-dokumen tapi menyatukan hati dengan bahasa yang satu nampaknya masih susah diwujudkan. Pemerintah butuh rakyat untuk memantau., untuk mencari solusi., untuk mengingatkan bahwa pemerintah (termasuk Saya) hidup dan digaji dari duit rakyat. Ga boleh mencla-mencle., ga boleh egois., harus bersatu., harus bekerja untuk kesejahteraan rakyat. Rakyat harus menampar Pemerintah yang "tidur saat bertugas" ngga usah ragu rakyat harus bersatu. Silahkan berkumpul cari cara baru menyampaikan aspirasi ke pemerintah kalo "wakil rakyat" belum mampu mengakomodasikan dengan baik dan sesuai harapan. Aspirasi yang disampaikan juga harus dipantau keberlanjutannya jangan hanya secara spontan kemudian hilang., karena pemerintah juga kadang khilaf dan menjadi pikun karena rutinitas yang mencengkram dalam doktrinasi pikiran.


Nah....itu dia tadi ketiga komponen bangsa yang harus bersinergi dan befikir "Out of The Box". Kenapa hanya tiga itu? Ya karena ketiga komponen itu yang di Indonesia saat ini telah membuat bangsa ini menjadi terpuruk dan teancam tidak mewarisi kebahagiaan lahir bathin kepada generasi penerus bangsa selanjutnya. Ketiga elemen itu yang harus bertanggungjawab memperbaiki segalanya (elemen lain ikut mengiringi). Saya melihat potensi generasi muda Indonesia sangat besar. Mereka sudah mulai bersatu., mereka sudah menciptakan hal-hal baru yang luar biasa., mereka sudah mulai sadar bahwa bumi ini tempat terbaik untuk mengekspresikan segala potensi diri. Tapi mereka tidak bisa banyak berharap kepada para "orang tua" mereka yang bertingkah kolot dan tidak mau mendengarkan aspirasi generasi muda yang melanjutkan tongkat estafet negara ini. Mereka perlu jati diri yang selama ini telah dilupakan oleh generasi sebelumnya. Kalo Pancasila memang dasar filosofis berdirinya Indonesia dirasa kurang menarik untuk dipelajari., maka bukan Pancasila yang harus diganti., tapi bagaimana pola belajar yang menarik untuk menanamkan Pancasila kepada generasi penerus bangsa Indonesia yang mulai kehilangan arah tujuan hidup.


Pancasila itu tumbuh dalam hati., bukan pelajaran yang harus dihapal dalam otak dan bisa lupa suatu saat. Sama seperti para pemimpin negara ini yang lupa telah mempelajari Pancasila.






Minggu, 21 Maret 2010

Dimana Sakralnya Pendidikan di Indonesia?


Hari ini Senin, 22 Maret 2010 di seluruh penjuru Indonesia sedang diadakan Ujian Nasional untuk Siswa-Siswi SMA. Beberapa hari sebelumnya banyak diberitakan di televisi bagaimana Pemerintah seakan terus memperketat pengawasan penyebaran soal Ujian Nasional (UN) ke seluruh wilayah di Indonesia. UN ini seakan menjadi momok yang menakutkan bagi para siswa-siswi entah itu untuk jenjang SMA, SMP, SD atau sebagainya dan tidak sedikit wawancara terhadap para siswa yang akan mengikuti UN ini mengeluarkan pernyataan yang sama "UN ini dirasa tidak adil, kenapa perjuangan kita selama 3 tahun sekolah di SMA ditentukan hanya dalam waktu beberapa jam mengerjakan UN?" selalu dan selalu seperti itu komentar mereka.

Pemerintah pun seakan kekeuh untuk terus meningkatkan Standar Nilai Kelulusan Ujian Nasional tiap tahunnya. Seingat saya, sistem ini terjadi sekitar Tahun 2003 karena saat itu angkatan saya adalah angkatan pertama yang menjadi "ajang uji coba" Sistem Kelulusan yang diciptakan oleh Pemerintah tersebut. Jika pada Tahun 2003 lalu Nilai Minimal Kelulusan kalo tidak salah adalah 4,00 dan tidak boleh ada Nilai Ujian di bawah 3,00 maka Tahun 2010 ini yang saya kutip dari Liputan6.com yaitu seperti dalam kutipan berikut ini. "Anggota Badan Standar Nasional Pendidikan (BSNP) Suharsono mengatakan, nilai rata-rata standar kelulusan pada ujian nasional (UN) mendatang minimal harus 5,50. Ini untuk seluruh mata pelajaran yang diujikan dengan nilai minimal 4,00 paling banyak dua mata pelajaran dan minimal 4,25 mata pelajaran lainnya. Khusus untuk sekolah menengah kejuruan nilai ujian praktik kejuruan minimal 7,00 dan digunakan untuk menghitung nilai rata-rata UN. Demikian dikatakan Suharsono di Jambi, Selasa (22/12), seperti dilansir ANTARA." (terdapat di dalam Peraturan Mendiknas No. 74 dan 75 Tahun 2009

Berarti kali ini kita berbicara tentang sebuah KEBIJAKAN yang kata dasarnya BIJAK mendapat imbuhan KE-AN yang berarti Perihal BIJAK.

Di dalam Ilmu Perundang-Undangan (ini ngga cuma Undang-Undang tapi juga turunannya lho...), ketika Pemerintah akan mengeluarkan sebuah kebijakan maka harus memperhatikan konsepsi pengaturan seperti:
1. urgensi dan tujuan penyusunan
2. sasaran yang ingin diwujudkan
3. pokok pikiran, ruang lingkup, atau obyek yang akan diatur
4. jangkauan serta arah pengaturan

selain itu Pemerintah juga harus memperhatikan dasar filosofis, sosiologis dan landasan yuridis serta pokok dan lingkup materi yang akan diatur.

Nah mari kita coba kaitkan hal tersebut di atas dengan Kebijakan Pemerintah menentukan Standar Nilai Kelulusan dalam Ujian Nasional baik di tingkat SD, SMP maupun SMA.
1. Apa yang menjadi landasan urgenitas dan tujuan penyusunan?jika melihat PerMendiknas No.75 Tahun 2009 Pasal 3 nampaknya mencoba untuk menjawab pertanyaan ini, akan tetapi sangat disayangkan Pasal 3 tersebut jelas hanya mengatakan bahwa "Hasil UN digunakan sebagai salah satu pertimbangan untuk:
a. pemetaan mutu satuan dan/atau program pendidikan;
b. seleksi masuk jenjang pendidikan berikutnya;
c. penentuan kelulusan peserta didik dari program dan/atau satuan pendidikan;
d. pembinaan dan pemberian bantuan kepada satuan pendidikan dalam upaya
peningkatan mutu pendidikan." kata "Pertimbangan" mengindikasikan ketidakjelasan dan ketidaktegasan dari Tujuan diselenggarakannya UN ini sendiri dan ini mengakibatkan Ketidakpastian Hukum.Atau kita ingin mengutip apa yang dikatakan oleh Wapres Boediono saat menghadiri persiapan UN di SMAN 70 tanggal 22 Maret 2010 "kegiatan ujian nasional (UN) harus disyukuri oleh semua siswa. Sebab, tujuannya untuk keberhasilan dan meningkatkan standar pendidikan di Tanah Air." (http://id.news.yahoo.com/lptn/20100322/tpl-wapres-un-tingkatkan-standar-pendidi-9c562ac.html), kemudian pertanyaan menggelitik muncul, apa upaya peningkatan standar Pendidikan di Tanah Air yang sedang diperjuangkan oleh siswa-siswa tersebut juga diimbangi dengan berbagai peningkatan sarana dan prasarana penunjang belajar dan juga peningkatan kualitas pengajar yang merata di seluruh Tanah Air Indonesia?karena semua siswa diberikan standardisasi Nilai Kelulusan yang sama maka Pemerintah hukumnya WAJIB untuk mewujudkan hal tersebut (pemerataan sarana dan prasarana serta peningkatan kualitas pengajar di seluruh Tanah Air Indonesia).

2. Apa sasaran yang ingin diwujudkan? seharusnya permasalahan ini disinggung di dalam Konsiderans Peraturan Menteri ini (lihat contoh Peraturan Menteri yang lain) atau setidaknya ada 1 Pasal tersendiri yang menyinggung tentang sasaran yang ingin diwujudkan dari diadakannya UN atau bahkan lebih rigid lagi tentang ditentukannya Standar Nilai Kelulusan seperti yang diatur dalam Pasal 20 PerMendiknas Nomor 75 Tahun 2009 Tapi sangat disayangkan Sasaran tersebut tidak disinggung sama sekali di dalam PerMendiknas ini, ini kembali menjadi sebuah polemik dan memunculkan pertanyaan "Sebenarnya apa sasaran yang hendak dicapai oleh pemerintah?"

3. Apa yang menjadi pokok pikiran, ruang lingkup, atau obyek yang akan diatur? Untuk Pokok Pikiran mungkin kita bisa merujuk peraturan perundang-undangan yang ada di dalam konsiderans PerMendiknas ini, akan tetapi berkaitan dengan ruang lingkup dan Obyek maka akan muncul sebuah stigma ketidakadilan karena PerMendiknas ini mengikat seluruh siswa SD, SMP, SMA di Indonesia tanpa melihat kenyataan bahwa ketimpangan penyediaan sarana, prasarana pendidikan di Indonesia oleh Pemerintah sangatlah besar, semisal jika kita bertanya "berapa persen siswa di Kota Malang Jawa Timur dapat dikatakan melek komputer dan perbandingannya dengan siswa di Kabupaten Malang Jawa Timur yang dapat dikatakan melek komputer?" maka kita pasti akan bisa menerka bahwa siswa di Kota Malang prosentase melek komputernya pasti lebih besar daripada siswa di Kabupaten Malang karena fasilitas Komputer yang disediakan sekolah-sekolah di Kota Malang lebih banyak dan lebih memadai daripada di Kabupaten Malang padahal jarak kedua lokasi tersebut sangat berdekatan. Jadi di sini Pemerintah seakan "menutup mata" ketika akan membuat PerMendiknas ini karena unsur KEADILAN seakan dikesampingkan yang penting Penilaian Mutu Pendidikan di Indonesia meningkat.

4. Bagaimana Kejelasan Jangkauan serta Arah Pengaturan? Untuk masalah jangkauan substansi dari PerMendiknas ini sudah jelas diharapkan menjangkau seluruh wilayah di Tanah Air, akan tetapi Arah Pengaturannya apa sudah jelas?sedangkan Konsiderans dari PerMendiknas ini hanya sebatas mengejawantahkan unsur Yuridis ketimbang unsur Sosiologis dengan melihat beberapa pertimbangan di atas.

dari keempat konsepsi pengaturan tersebut saja masih belum dapat dipenuhi apalagi mau berbicara tentang "hal-hal Sakral" dalam pembentukan Peraturan perundang-undangan seperti berbicara tentang Landasan Filosofis, Sosiologis dan yuridis?

Melihat kenyataan di atas berimplikasi luas tidak hanya dari sudut pandang masyarakat secara umum akan tetapi juga pada akhirnya timbul sebuah Paradigma bahwasanya UN adalah sebagai sebuah "Sosok Mengerikan" bagi dunia pendidikan di Indonesia. Tidak sedikit berita yang mengisahkan "Korban-Korban dari UN tersebut" seperti Siswa yang Stress akibat belajar terus menerus agar lulus UN hingga tidak sedikit pula UN ini memakan korban seperti dalam berita adanya siswa yang bunuh diri karena tidak lulus UN.

Begitu kerdil pola pikir para pemimpin bangsa Indonesia saat ini, mereka mengharapkan sesuatu yang WAH dengan diselenggarakannya UN dan juga menentukan Standar Nilai Kelulusan di satu sisi akan tetapi di sisi lain siapa berani bertanggungjawab terhadap hilangnya akal seorang siswa akibat stress menghadapi UN atau bahkan hilangnya Nyawa akibat malu tidak lulus UN?Apakah Pemerintah kita sudah berkaca terhadap Fakta-fakta ini?

Wahai Para Pemimpin Negeri, sudahkah kalian memenuhi Kewajiban kalian seperti yang tertuang di dalam Undang-Undang Dasar 1945 Pasal 31 sehingga kalian merasa BerHAK untuk mengeluarkan Peraturan yang lebih rendah namun kalian memaksakannya untuk dilaksanakan? Beranikah kalian bersumpah atas Nama Tuhan Yang Maha Esa untuk memenuhi KEWAJIBAN kalian seperti yang tertuang dalam UUD 1945 Pasal Pasal 27 ayat (2)?karena tanpa diminta Bersumpah atas Nama Tuhan Yang Maha Esa, para siswa-siswi Negeri ini pun akhirnya memenuhi kewajiban seperti yang tertuang di dalam Peraturan Menteri Pendidikan Nasional Nomor 74 dan 75 Tahun 2009. Beranikah kalian menjamin peningkatan derajat Negeri ini di mata negara lain dengan hanya menunjukkan Tingginya Standar Nilai Kelulusan untuk siswa-siswi sekolah menengah di Negeri ini?Toh belum lama ini Nama Bangsa ini telah tercoreng karena dicabutnya Gelar Profesor para Oknum dunia Pendidikan di Indonesia akibat terbukti tulisannya menjiplak orang lain?Saya yakin Oknum tersebut pasti telah LULUS UN dengan Standar Nilai Kelulusan yang Pemerintah telah tetapkan haha...

Pada Akhirnya kita semua sadar Manusia diciptakan oleh Tuhan Yang Maha Esa dengan dianugerahi Otak (Akal Pikiran) dan Hati Nurani, tinggal bagaimana keduanya dijalankan dengan keseimbangan karena apabila kita lebih memberatkan pada salah satu sisi maka sesungguhnya kita termasuk Orang-orang yang Merugi.


Jakarta 22 Maret 2010
Di depan Layar Kaca, di belakang Meja Kerja

Minggu, 07 Maret 2010

Sang Motivator


Based On True Story

Hari ini dia datang lagi. entah apa yang ada di benaknya tapi kali ini dia datang ke rumah dengan sepeda motor "laki-laki" terbaru miliknya seharga 40 jutaan yang aku tau. Awalnya aku enggan menemuinya karena setiap dia datang dia selalu menunjukkan sesuatu "kehebatan" yang telah dia raih.Tapi entah kenapa akhirnya aku menemui dia juga.

Dia teman sepermainan ku sejak kecil. Dulu rumahnya hanya berbeda 2 rumah ke samping kanan dari rumah ku. Anaknya sederhana (setidaknya dibandingkan dengan Kakaknya yang selalu terlihat necis dengan rambut model spike dan diwarna-warni seperti ikan cupang saja hihihi...) dia juga sedikit berbeda dengan teman sebayanya termasuk aku saat itu.Saat kita sama-sama duduk dibangku SMP, saat semua sedang asik-asiknya mengenal internet dan hampir setiap hari pulang sekolah selalu mampir ke warnet untuk sekedar chatting atau browsing, teman ku yang 1 ini sudah jualan roti bakar di depan rumahnya yang sederhana. Beranjak SMA saat aku dan teman-teman seusiaku asik mencari jati diri dengan mencari pasangan masing-masing (baca : pacaran), temanku yang satu ini asik menjaga rental PS milik Om nya dan sesekali berkata "lumayan sehari dapet 4 ribu San, kalo malem Minggu atau hari libur biasanya bisa tambah 2 ribu jadi 6 ribu karena banyak yang rental." saat itu aku hanya menjawab "Oh.."

Dan yang tidak akan pernah aku lupa waktu itu Bulan Ramadhan sekitar tahun 2000 awal, temanku ini menjual kembang api dan petasan yang modalnya dia minta dari Ibunya kemudian setiap hari dia menyicil untuk membayarnya kembali.Saat itu banyak tetangga yang merasa terganggu karena suara petasan yang berisik kadang hingga tengah malam. walhasil temanku ini dimarahi salah satu warga sehingga esok malamnya dia tidak bisa lagi berjualan. Temanku ini kemudian curhat "Padahal Gue mau nabung buat beli sendal Lebaran di Ramayana San, harganya sekitar 40rb, eh duit Gue baru sekitar 28rb udh ga boleh jualan lagi sama Bapak itu tuh (sambil mulutnya mecucu mengarah ke sebuah rumah teangga)." Aku hanya menjawab "Yah mau gimana lagi, harusnya anak-anak yang beli petasan lo suruh main di tempat lain aja." "Namanya anak-anak San, kalo abis beli pasti langsung dinyalain petasannya." dan kita berdua kembali bengong duduk di depan rumahku yang beralaskan lantai semen yang kotor.

Tahun 2003, saat itu aku sedang bergembiranya karena lulus SPMB (Seleksi Penerimaan Mahasiswa Baru) di salah satu Universitas Negeri di Jawa Timur. Suatu malam aku melihat teman ku ini duduk di depan rumahnya dengan pandangan kosong lalu aku menghampirinya "Lo ngga ikut SPMB?" dia menjawab sambil tersenyum kecil "Kata Nyokap Gue biaya SPMB mahal sekitar 200rb mendingan Gue cari yang lain" "Yang lain gimana?" "Gue mau ikut STAN San, Nyokap Gue minjem duit sama Ngkong Gue buat beli formulir daftar STAN lebih murah." "Eh Gue juga ikut STAN, semoga lo lulus ya soalnya Gue sih udah ada pegangan." "Ya doain aja San." dia kembali tersenyum.

Tapi nasib mujur belum berpihak sama temanku yang satu ini, dia tidak lulus STAN dan dimarahin Ibunya karena Ibunya sudah susah payah meminjam duit Ngkongnya untuk beli formulir. Temanku ini mungkin sedikit kurang mujur hidupnya dibandingkan aku. Ayahnya hanya seorang tukang Ojek motor yang pendapatannya belum pasti. Ibunya seorang hairdresser atau lebih tepatnya membuka salon sederhana dengan tarif sangat murah.Temanku akhirnya bingung harus berbuat apa, "Gue gimana nih San?" "Yah, gimana ya?" saat itu hanya kata-kata itu yang keluar dari mulut aku.

Seminggu sebelum aku pindah ke Jawa Timur untuk kuliah, temanku ini datang ke rumah dengan wajah tersenyum sambil membawa selembar kertas berwarna hijau "Lo baca nih San!" "Apaan nih?" lalu aku membacanya perlahan sambil menelaah apa isi secarik kertas itu."Lo mau jadi bintang film?hehe..." isi secarik kertas itu adalah penawaran dari sebuah agency pencari bakat yang sedang mencari calon-calon pemain sinetron muda yang nantinya akan diterbitkan menjadi pemain sinetron.

"Menurut lo, Gue ganteng ngga?" "Dibandingin Gue yang gendut, ya mending lo lah?" "Terus menurut lo kalo Gue daftar kira-kira diterima ngga ya?" "Lo kenapa ga nyoba aja?" "Gue pengen sih nyoba, itukan alamat agencynya deket masjid Nurul Huda?" "Yaudah lo coba aja Gue temenin deh gimana?" "Beneran lo San?" temanku ini langsung sumringah dan esoknya kita menuju rumah yang alamatnya tertera di kertas tersebut.

Singkat cerita kita berdua sudah berada di sebuah rumah sederhana dan bertemu seorang Bapak berusia sekitar 30 tahun. Dia bercerita panjang lebar kalo dia punya banyak teman produser dan sutradara yang siap menampung talenta-talenta muda untuk bermain sinetron. Anehnya saat itu Si Bapak nampaknya lebih banyak bertanya ke aku. "Jadi yang mau daftar siapa nih?" "Saya Pak!" temanku mantab menjawab. "Lo ngga daftar juga? Tampang kaya lo banyak dipake buat peran-peran lucu soalnya lo gendut." Si Bapak menunjuk aku tanpa bersalah "Ngga Pak dia aja, kalo saya cuman nemenin aja." "Beneran ngga mau main film?" "Ngga Pak, lagian saya juga mau kuliah di luar Kota." tapi hari itu perasaanku kurang enak ada yang mengganjal tapi aku hanya berfikir, ini untuk membantu temanku yang terus bersemangat untuk membahagiakan Ibunya yang marah karena dia gagal masuk STAN.

Akhirnya aku berpisah dengan temanku ini, kira-kira setahun kemudian saat liburan aku baru balik ke Jakarta dan bertemu dengannya. "Eh gimana yang waktu itu?" "Yang mana San?" "Lo ga jadi artis?hehe..." "Gila tuh San orangnya!" teman ku ini nyaris kena musibah fatal. Dia memang diajak ke sebuah lokasi tempat pengambilan sebuah film kolosal sama Bapak-bapak yang waktu itu kita bertemu di rumahnya. Singkat cerita dia disuruh menunggu siapa tau ada adegan yang memerlukan figuran maka dia akan dipakai. Ternyata temanku ini tidak sendirian, ada 2 orang lainnya yang juga menunggu sejak pagi hingga jam 11 malam tidak juga dipanggil untuk diajak main film. Sang Sutradara yang seorang Bapak-Bapak bertubuh gemuk menghampiri mereka "Wah sorry ya sampai jam segini ternyata ngga ada scene yang pake figuran?" begitu temanku menirukan perkataan si Sutradara. "Terus gimana lanjutannya?aku bertanya penasaran." Temanku bersama 2 orang lainnya diajak ke rumah Sutradara tersebut di daerah Cibubur dan katanya dikasih makan enak di sana. Waktu temanku pamit pulang si Sutradara bilang "Udah nginep aja udah jam segini, besok pagi diantar supir Gue dah?" saat itu memang sudah jam 1 pagi dan akhirnya mereka bertiga setuju. Mereka beserta Sutradara tidur di satu kasur dengan alasan sebenernya rumah itu cuma ngontrak aja karena rumah si Sutradara jauh dari lokasi syuting.Ga pake basa basi semua langsung tertidur lelap. Sekitar jam 3 pagi teman ku ini tidak sengaja terbangun karena kebelet pipis, dan dia sangat kaget karena ternyata si Sutradara sedang "menggerayangi" salah satu cowo yang bareng tidur bersama. Untungnya teman ku berada di pojok berbeda dengan si Sutradara sehingga dia tidak jadi "sasaran empuk" pertama si sutradara bejat ini.

"Terus lo jadi korban juga ngga?" "Ngga San, Gue sengaja tetep melek sampai jam 4.30 terus Gue pura-pura sholat terus Gue kabur lewat jendela." Teman ku ini selamat dari sutradara bejat."Lo ngga lapor sama polisi?lo kan tau tempatnya?Apa kita laporin Bapak-bapak yang ngenalin lo sama sutrada gila itu?" "Gue udah nemuin lagi San terus dia bilang ngga tau kalo Om Sutradara kaya gitu. Yaudah gue balik aja ngga mau diajak lagi." "Ah gila lo, nanti banyak korban lainnya?" "yang penting Gue selamet San." "Iya sih..." kita kembali bengong di bawah gazebo buatan Mas Bowo tetangga depan rumah.

"Lo mau ngapain lagi kalo kaya gitu?Gue cari kerjaan lain aja San yang aman. Kebetulan Om gue ada yang buka fitness terus temennya buka toko suplemen gue disuruh jadi pegawai gitu." "Ya bagus deh kalo gitu mulai dari awal dulu?" temanku akhirnya bekerja jadi pegawai di sebuah toko suplemen fitness di daerah Glodok. Seingatku dia 2 tahun bekerja di sana hingga akhirnya bisa membeli handphone murah dari hasil nabung dan kita jadi bisa SMS-an.

Lebaran Tahun 2007 aku pulang dan bertemu dengan teman ku ini. Dia sudah pindah rumah karena ternyata rumahnya yang dulu hanya mengontrak dan hampir 22 tahun kita temenan aku baru tu saat itu kalo teman ku hanya mengontrak di rumah sederhananya itu.

"Gimana, enak ngga tempat kerja lo?" "Gue sih asik aja San cuma serem juga." "Asik tapi serem gimana?" "Namanya toko suplemen fitness ada aja tante-tante sering goda kalo beli produk lebih minta ditemenin jalan makan malem." "Terus lo gimana?" "Kalo makan malem doang gue mau, tapi pada minta macem-macem najis dah! hahaha..." kita berdua tertawa. "Terus lo gimana?Gue mah kayanya niat pindah, udah 2 tahun Gue kerja gaji Gue ga naik-naik. Alasan dipromosiin tapi ga kejadin mulu." "Ow...terus ko lo jadi gede gini emang fitness lo?" "Kan Gue jualan suplemen fitness, jadi mau ga mau Gue harus tau produk sama manfaatnya. Terus Om Gue juga buka fitness jadi Gue kadang latihan juga, lumayan gratis." "Wah enak lo bisa gratis?" "Ya lumayan banget Gue bisa sehat terus bisa nasehatin yang pada fitness." temanku ini nampaknya masih tetap semangat mencari sumber hidup dengan bekerja halal dan mencoba menghindar dari godaan yang selalu hadir di depan mata. Pernah ada tante yang ingin membelikannya sebuah handphone tipe terbaru dan uang jajan 2 juta hanya untuk menemani jalan semalam tapi dia menolak. Aku pikir di Jakarta zaman sekarang masih ada orang polos seperti temanku ini. Akhirnya kita harus kembali berpisah karena aku harus menyelesaikan kuliah kembali.

Tahun 2008 aku menyelesaikan kuliahku telat setahun hehe...dan ketika aku kembali ke Jakarta nampaknya teman sekolahku dulu sudah mulai sibuk dengan pekerjaannya masing-masing. Saat aku coba menghubungi teman-teman ku melalui SMS hanya beberapa membalas dan ketika aku ajak ketemu untuk sekedar kangen-kangenan ternyata semua nampaknya sibuk.Lucunya ketika aku mulai kalut karena panik tidak ada teman buat share dan orang tuaku memburuku untuk secepatnya mencari pekerjaan, tiba-tiba di suatu sore temanku ini datang ke rumah dengan seperti biasa tersenyum bersemangat.

"Hey Pa kabar San?" begitu dia biasa menyapa pertama kali. "Baik-baik aja, gimana kerjaan lo?" "Gue mau keluar aja San, sekarang gue ikut MLM hasilnya lumayan." dalam hati gue bilang "Oh My Gosh, mungkin aku disuruh gabung juga ke MLM sama teman ku ini." tapi ternyata tidak sama sekali. "Lo mau cari kerjaan apa San?" "Lo ko bisa milih MLM daripada kerjaan lo sekarang?" "Haha bisa aja lo, Gue sih emang udah bosen aja di kerjaan Gue yang itu, kalo MLM mah buat nambah2 aja. Kemarin Gue abis dapet client lumayan jadi Gue punya tabungan sedikit kalo seandainya gue keluar cari kerjaan lain." Saat itu pikiran aku mulai terbuka. Temanku ini tidak takut mengambil resiko sedikitpun untuk keluar dari pekerjaannya. Selain itu temanku ini selalu punya persiapan untuk mengambil langkah satu step ke depan. Gila, Gue yang Sarjana ngga pernah punya pikiran kaya dia. hatiku kembali bergumam sendiri. Sejak saat itu aku kembali percaya diri melamar di setiap lowongan pekerjaan dengan sedikit memberi standar tapi tidak terlalu memilih. "Rencana lo ke depan apa San?" "Sementara gue cari kerjaan dulu aja biar ortu gue ga bawel." "Gue yakin lo dapet pekerjaan yang bagus San, lo kan Sarjana harus lebih bagus nasibnya dari gue." "Bisa aja lo, terus lo sendiri mau cari kerjaan apa?" "Gue sih sebenernya pengen usaha sendiri, kan banyak tuh jenis MLM sekarang, Gue mau coba semuanya. Tapi Gue juga pengen punya pekerjaan tetap buat cari modal. Suatu saat Gue pengen punya usaha sendiri San." "Mantab..."

Setelah itu temanku ini menghilang entah kemana. Tahun 2009 tepatnya saat Pemilu Presiden dan Wakil Presiden, akhirnya teman-temanku dari kecil kembali berkumpul termasuk temanku itu. Kali ini temanku tersebut benar-benar mmberi kejutan bagi kita-kita yang seumuran. Oiya waktu itu aku alhamdulillah lulus tes CPNS dan akhirnya menjadi abdi negara di salah satu Kantor Kementerian. Nampaknya itu sebuah pekerjaan besar karena namanya juga sudah besar. Tapi tidak sebesar yang dianggap besar oleh orang-orang (dalam hal apapun) kecuali besarnya rasa banga ortu kepadaku. Itu saja sudah cukup.

"San, ini motor baru Gue." dia perkenalkan sebuah motor Vixion keluaran terbaru yang harganya sudah mencapai 18 juta waktu itu. "Wuih manteb lo?" "Kredit San hehe..." dia tersenyum bangga bukan malu. "Lo kerja apa sekarang?" hari itu lucunya aku dan teman-teman kecilku yang berjumlah 5 orang secara spontan mengadakan acara rujak party. Kita ke Pasar yang tidak jauh dari umah, kita membeli buah sendiri, gula merah dan bumbu lainnya. Teman ku membayar semua untuk acara tadi dan aku hanya terbengong saja seharusnya aku yang membayar semua itu tapi aku malah bingung. "Lo nggapapa beli semua?" "Ya itung-itung syukuran bisa ketemu temen-temen lagi San. Lagian kerjaan gue udah lumayan bagus." Aku pikir dia sudah menjadi manajer atau apa karena dalam waktu setahun sudah bisa kredit Motor Vixion itu sudah luar biasa. "Lo inget ngga lebaran kemarin gue bilang mau keluar dari kerjaan?Abis itu gue jadi pelayan di restoran Jepang. Gajinya lebih bagus, tapi majikannya ampun deh." "Gimana emang?" "Gimana ya, kita kan kerja satu tim, jadi walopun Gue udah kerja bener kalo ada satu orang aja salah langsung dimaki-maki semua." "Yang bener lo?wakakakaka..." spontan aku ketawa, tapi kemudian terdiam. "Dimaki-makinya keluar hewan kebon binatang San. Awalnya Gue biasa, tapi itu lama-lama makin kurang ajar. " "Oh..." "Padahal yang jadi manajer itu kaya cuman temen bos benerannya waktu kuliah yang ngga ngerti manajemen kerjaan yang penting tiap hari untung. Udah gitu tiap mau liburan minta duit mulu ke bendahara kalo ga ada yaudah dimaki-maki." "Terus?" "Yaudah Gue keluar lagi. Tapi sekarang kerjaan Gue ahamdulillah uda bagus." "Kerja apa nih Bos?" aku kira dia memang sudah jadi Bos di suatu tempat. "Gue jadi pelatih fitness San!" raut mukanya terlihat sangat bersemangat.

Pelatih Fiteness?hatiku kembali bertanya-tanya yang semakin tidak mengerti ko bisa? "Lo tau ngga San, tahun lalu kan gue ikut MLM obat Cina, terus gue juga pernah kerja di Toko Suplemen Fitness, terus Om gue punya usaha Fitness juga?jadi gue kombinasiin deh semuanya. Body gue jadi bagus gara-gara fitness gratis di tempat Om Gue, terus akirnya waktu temen Om Gue nyari trainer ya Gue daftar aja eh diterima. Lokasi fitnessnya di Mall yang strategis San." Temanku semakin bersemangat bercerita. "Emang gaji lo berapa jadi trainer sampe bisa beli motor Vixion?" "Itu dia San, gaji Gue kecil cuma 1,4 tapi kalo gue berhasil ajak orang jadi member fitness ya gue dapet tambahan. Gue telponin deh langganan gue waktu kerja di Toko Suplemen temasuk tante-tante genit hahahaha...Jadi gue banyak dape tambahan San."

Hari itu sambil memakan rujak buatan kita sendiri, aku pribadi seakan tidak peduli dengan perkataan teman ku padahal tidak. Ini seperti sebuah kisah di dalam novel yang belum tentu nyata. Ini seperti menonton selama 1 jam lebih dikit di dalam Sebuah Bioskop XXI. Ini seperti kisah-kisah para leader di beberapa seminar motivasi MLM yang pernah aku ikuti. Tapi ini benar-benar kejadian pada temanku. Aku kembali berpikir, betapa TUHAN juga senang memposisikan dirinya sebagai SANG MAHA SUTRADARA dalam klise-klise film perjalanan hidup teman kecilku.

Hari ini dia datang lagi. entah apa yang ada di benaknya tapi kali ini dia datang ke rumah dengan sepeda motor "laki-laki" terbaru miliknya seharga 40 jutaan yang aku tau. Awalnya aku enggan menemuinya karena setiap dia datang dia selalu menunjukkan sesuatu "kehebatan" yang telah dia raih.Tapi entah kenapa akhirnya aku menemui dia juga.

"Motor baru lo?" "Iya nih, Gue dipanas-panasin temen fitness Gue buat ambil nih motor baru." "Vixion lo kemana?" "Hahaha...Gue jadiin DP nih motor." "Gila lo, oiya denger-denger lo udah buka toko?" "Ya gitu San, Gue bareng Om Gue nyewa Toko jualan suplemen fitness. Lumayan lah buat sampingan." Tiba-tiba datang teman kecil ku yang lain. Tapi yang ini jauh berbeda. Dia suka mabok sewaktu sekolah, suka mencuri sendal tetangga untuk dijual, sekolahnya tidak selesai dan saat itu dia bilang baru saja sembuh dari sakit Typhus sehingga badannya kurus kering tidak seperti teman ku yang seorang trainer fitness.

"Motor lo nih?" tanya teman ku yang baru datang. "Ngga ko minjem punya orang." "Lo ngapain beli motor mahal kaya gini mending beli mobil aja udah dapet yang bagus." "Iya sih, tapi bikin macet aja males Gue. Lo ko kurus banget gitu?" "Iya Gue abis sakit sebulan di Rumah Sakit. Badan lo bagus kaya gitu gimana caranya?" "Iya Gue fitness, oiya tuh rokok ngga sehat pantes aja lo kurus. Jangan lupa minum air putih yang banyak ya?" perbincangan ringan di sore itupun semakin membuat Aku kagum sama teman kecilku ini. Dia tidak pernah banyak bicara. Di satu waktu dia menceritakan tentang sebuah cita-cita, di waktu kemudian dia tiba-tiba hadir dengan menunjukkan kenyataan dari cita-citanya dulu kemudian dia kembali menceritakan tentang cita-citanya. Aku mulai berfikir, mengapa temanku ini tidak pernah sekalipun mengeluh di hadapanku?Kalo memang demikian, mungkin saat ini aku harus menghilangkan rasa keluh kesahku yang selama ini membelengguku sehingga aku tidak pernah lebih maju dari temanku ini.

Terima Kasih Bung Rendi untuk motivasi yang tidak pernah berwujud namun nyata. Gue akan lebih sukses dari Lo suatu hari nanti. Ini cita-cita Gue hari ini dan suatu saat Gue yang akan main ke rumah Lo dengan membawa wujud nyata dari cita-cita Gue sekarang.


Jakarta, 7 Maret 2010
Pkl. 23.01 di dalam sebuah warnet di belakang Rumah Sakit Harapan Kita.


Jumat, 29 Januari 2010


Osama bin Laden aja Peduli Global Warming


Osama Bin Laden Peduli Pemanasan Global
Jum'at, 29 Januari 2010 - 18:12 wib

Fajar Nugraha - Okezone

Osama bin Laden
WASHINGTON - Pemimpin Al Qaeda, Osama bin Laden kembali menghujat Amerika Serikat. Namun kali ini Osama tidak menyebutkan aksi teror dalam pernyataanya, melainkan soal lingkungan.Pria yang kini dikabarkan bersembunyi di Afghanistan itu menuduh AS beserta negara industri lainnya bertanggung jawab atas fenomena pemanasan global. Dalam rekaman audio yang diperoleh stasiun televisi Al Jazeera, Osama mengkritik mantan Presiden George W Bush yang menolak untuk meratifikasi Protokol Kyoto.Dalam rekaman tersebut Osama juga mengecam korporasi global yang dianggapnya menyengsarakan dunia."Pesan ini ditujukan kepada mereka yang bertanggung jawab atas pemanasan global dan reaksinya, serta usaha yang harus kita ambil untuk mencegahnya," demikian isi rekaman Osama bin Laden seperti dikutip dari Al Jazeera, Jumat (29/1/2010)."Banyak negara industri telah menyetujui untuk meratifikasi Protokol Kyoto dan bersedia untuk mengurangi emisi karbon mereka. Tetapi George Bush Junior yang didukung Kongres AS menolak meratifikasinya," lanjut Osama.menurutnya, Bush lebih memilih menenangkan korporasi besar yang berdiri di belakang aksi monopoli, spekulasi, serta biaya hidup tinggi yang kini dialami sebagian besar penduduk dunia. Osama juga menyebut barack Obama yang setuju dengan pendapat filosof Noam Chomsky, menilai Pemerintah AS sama dengan mafia. Osama menganggap AS adalah teroris yang sesungguhnya sambil mendesak menghilangkan mata uang dolar dari peredaran dunia secepat mungkin.Ini merupakan rekaman keduanya yang dirilis dalam bulan ini. Rekaman sebelumnya Osama memuji Umar Farouk Abdulmutallab yang berupaya meledakkan pesawat Northwest Airline pada 25 Desember lalu di Detroit, AS. Rekaman tersebut juga memperingatkan Presiden Barack Obama untuk bersiap menerima serangan baru dari Al Qaeda, jika masih membantu Israel dalam konflik Palestina. (faj)(rhs)

from : http://international.okezone.com/read/2010/01/29/18/299056/osama-bin-laden-peduli-pemanasan-global




Kamis, 28 Januari 2010

Yang sulit di dalam kehidupan


Apa yang menurut ente-ente sekalian sangat sulit di dalam kehidupan ini?

1. Mencari pekerjaan dengan gaji mapan?
2. Mencari pasangan hidup yang perfect?
3. Menjadi manusia super kaya sehingga mudah menjalani hidup?

mungkin ini yang pertama kali ane pikirin pasca lulus kuliah.Ane kesulitan mencari pekerjaan dengan gaji mapan bahkan harus melepaskan sebuah pekerjaan yang dengan mudah didapatkan namun penghasilannya kurang memuaskan.Bagaimana dengan masalah wanita?Hal ini juga tidak mudah. Kita pasti menginginkan pasangan yang sempurna atau setidaknya terbaik menurut kita.Bahkan ketika kita sudah punya pacar atau pasangan, kita dengan mudah berpaling ketika ada cewe atau cowo yang lebih baik dari pasangan kita.

Tapi semua itu sudah ane dapatkan. Alhamdulillah akhirnya ane sudah mendapatkan pekerjaan dengan gaji yang sangat mencukupi untuk orang seusia ane. Alhamdulillah ane juga sudah mendapatkan pasangan (walaupun belum sampai tahap pernikahan) yang menurut ane sudah "sempurna" setidaknya di mata ane.

Ternyata ada yang jauuuuuuuhh lebih sulit dari semua itu semua. Ini ane sadar setelah mendengar beberapa cerita dari teman-teman ane tentang manusia-manusia yang sudah menaklukkan hal yang paling sulit di dalam kehidupan ini.

Yaitu....

HIDUP DALAM KESEDERHANAAN

coba kalian semua pikirkan apa jawaban tersebut sudah tepat?
layaknya manusia pada umumnya yang tidak pernah puas ketika sudah mendapatkan satu hal maka akan mencoba untuk mendapatkan hal lainnya. Ketika gaji sudah jauh mencukupi maka masih harus korupsi agar hartanya bisa lebih banyak lagi.

Atau ketika kalian menyaksikan reality show Termehek-mehek, orang ketiga atau acara sejenis lainnya yang menayangkan betapa seseorang tidak cukup ketika mendapatkan seorang pasangan sehingga mencari yang lain yang "Kelihatan" lebih sempurna.Seakan pencarian kepuasan di dalam hidup ini tidak ada habisnya.

Sampai suatu saat ane mendengar dan menyaksikan sendiri kisah seorang PEJABAT yang mampu menaklukkan kesulitan terDAHSYAT di dalam kehidupan itu.

PEJABAT itu berinisial BU (bukan Butuh Uang lhoo...).Dia seorang eselon 1 di tempat ane bekerja sekarang. Apa itu eselon 1 di dalam sebuah kantor kementerian?Ini adalah jabatan setara Menteri atau lebih tepatnya sebagai jabatan tertinggi di sebuah Kantor Kementerian.

Tapi Bapak BU ini benar-benar telah menyakitkan hati ane, mengapa demikian?Bapak BU mampu meujudkan sebuah kesederhanaan hidup menjadi sesuatu yang sangat terlihat sempurna.Seumur hidupnya Bapak BU tidak pernah mengambil tunjangan dalam bentuk apapun kecuali gaji pokoknya.

Sebagai gambaran, ane yang saat ini golongan 3A gaji pokoknya sebesar 1,6juta (untuk masa kerja 0-2 tahun) sedangkan untuk eselon 1 itu golongannya bisa mencapai 4D akan tetapi secara gaji tidak beda jauh sekitar 2,5juta. Tapi posisi ane dengan Bapak BU ini sangat jauuuuhhh.Bahkan Bapak BU ini sudah mengabdikan dirinya mungkin 30tahunan lebih untuk negara ini.

Apa yang DAHSYAT dari Bapak BU?
1. Bapak BU hanya memiliki rumah berukuran Type 36 dengan perabotan sederhana (bahkan rumah dibeli dengan cara dicicil dan ini adalah perumnas yang disediakan bagi PNS di setiap kelembagaan.
2. Bapak BU selalu mengembalikan berbagai macam tunjangan fasilitas yang dia dapat (eselon 2 saja disediakan fasilitas mobil dinas)termasuk tunjangan uang setiap bulan dia kembalikan kepada negara ini.
3. Bapak BU tidak pernah menerima bayaran apapun ketika dipanggil menjadi narasumber. Bahkan ketika suatu saat Bapak BU diminta menjadi narasumber di salah satu bagian, "amplop" yang dia terima dibagi-bagikan kepada staff dan dia mengatakan "Saya sudah digaji oleh negara, maka menjadi narasumber adalah kewajiban saya yang harus saya lakukan"

GILAAAAAAAA....hancur hati ane denger cerita-cerita "Kesederhanaan" Bapak BU dari semua orang yang tau dengan dirinya.Hancur harga diri ane yang pada saat kuliah dulu meneriakkan kesejahteraan untuk rakyat akan tetapi ane ribut ketika remunerasi di tempat ane bekerja mengalami keterlambatan. Ternyata "idealisme" ane sudah sebatas buaian semata yang ane tidak sadari secara langsung.
Ane merinding setiap mengkonfirmasi kebenaran cerita Bapak BU kepada bos-bos yang lain karena tidak ada satupun yang menafikkan "KESEDERHANAAN" Bapak BU.

YA ALLAH rendah banget harga diri saya karena saya sudah munafik dengan diri saya sendiri.Bahkan bertekad untuk hidup se-SEDERHANA Bapak BU aja saya tidak bernyali....

Tapi ini belum berakhir, ane bertekad harus mendapatkan kunci rahasia menaklukkan Hal Paling SULIT di dalam Kehidupan ini, yaitu.....


HIDUP DI DALAM KESEDERHANAAN





Selasa, 26 Januari 2010

Launching Perdana


Assalamualaikum Wr. Wb., akhirnya karena tuntutan perut ane buat juga ini Blog walaupun agak terlihat freak tapi gapapa namanya juga usaha ;op . Tuntutan perut bukan semata untuk mencari uang, tapi ini semata-mata buat memuntahkan, menstimulasikan, meng-onanikan pikiran yang setahun terakhir jadi sedikit idiot karena sok mikirin negara padahal ada yang jauuuuh lebih penting (kehidupan itu sendiri) Wah ternyata Blog ini dibuat di Hari Rabu, tepatnya 27 Januari 2010. Kata Mr. Sapuan (Mentor waktu Diklat Prajabatan) Hari Rabu itu hari yang baik aminnn...hari baik untuk memulai sesuatu yang baik.Selain itu, besok tanggal 28 Januari 2010 bertepatan dengan 100 hari Kinerja Presiden SBY "Kabinet Indonesia Bersatu Jilid II" wuihhh bakalan seru besok nih (kecuali yang niat Demo keburu panic attack sama berita akan diturunkannya ribuan aparat untuk mengantisipasi terjadinya hal-hal yang diinginkan hehe...) Wokkelah Kalo Beg...beg...begitu semoga Blog ini bisa bermanfaat khususnya bagi penyaluran bakat pemilik Blog (bakat demo lewat tulisan) dan umumnya bagi masyarakat "Merah-Putih" tercinta... Wassalamualaikum

Kotak Kehidupan










Kenapa harus kotak?karena memang bentuknya kotak.
Kenapa menjadi sumber kehidupan?karena di sinilah salah satu mesin hidup bangsa ini bergerak...