Sabtu, 08 Juni 2013

How About Tomorrow?

HOW ABOUT TOMORROW?
 
 
"Pancasila adalah terjemahan dorongan hati manusia Indonesia kedalam dimensi sosial-politik. Dalam Pancasila, bangsa Indonesia melihat wajahnya sebagaimana ia mencita-citakannya,"
-Taufik Kiemas-

Breaking News
 
 

















Sabtu malam sepulang dari berkunjung ke rumah Budhe di Cijantung gw online pake modem dan langsung buka Detik dan agak nggak percaya waktu baca di Berita Utama ada tulisan "Taufik Kiemas Wafat".
Gw sih ngga begitu memperhatikan berita-berita terkait Pak Taufik tapi yang berita yang selalu gw denger adalah Pak Taufik yang notabene-nya adalah suami dari Mantan Presiden Megawati ini punya puluhan Pom Bensin di seluruh Indonesia, Pak Taufik ini punya banyak bisnis, Pak Taufik ini yang membiayai roda politik Partai PDI-P, baru yang terakhir, Pak Taufik ini Ketua MPR-RI.
Siapa Pak Taufik Kiemas (dikenal: TK) juga ngga begitu gw peduli tapi sebenernya gw selalu respect karena Pak Taufik ini salah satu tokoh (entah itu dia sebagai politikus) yang selalu mengingatkan kita tentang PANCASILA.
Politik di negara ini kasar banget ya?culas juga mungkin?
Kalo ditanya, berapa persen tokoh di negara ini yang sering muncul di layar kaca selalu konsisten ngomong tentang Pancasila? Silakan aja jujur jawab sendiri di hati masing-masing.
Inilah politik yang gw bilang kasar dan culas karena ketika ada tokoh yang sangat konsisten ngomong tentang jati diri ini bangsa malah "dikaburkan" dan berita di layar kaca lebih senang "mengidentifikasi" Pak Taufik sebagai seorang pebisnis. Sakit sodara-sodara!
Gw pernah nulis di salah satu situs tentang betapa culas dan bodohnya para pejabat di negara ini terutama di kalangan dunia pendidikan karena DENGAN SENGAJA sedikit-sedikit menjauhkan generasi bangsa ini dari sejatinya jati diri PANCASILA. Mau tau buktinya?
Dulu gw sekolah kelas 1 SD sekitar tahun 1996 masih nerima pelajaran Pendidikan Moral Pancasila alias PMP. Di dalam pelajaran ini gw inget banget ada pelajaran budi pekerti harus salaman sama orang tua saat akan pergi kemana-mana dan juga dengan guru di sekolah saat masuk dan pulang sekolah. 
Pelajarannya simpel tapi kadang kita ngga lihat makna yang ada di dalamnya. Jujur sampe sekarang kalo gw harus bepergian tanpa salaman dulu sama nyokap saat berangkat, gw bakalan galau selama perjalanan.karena berkahnya Allah itu berkahnya orang tua kita.
Trus...waktu duduk di bangku SMP sekitar tahun 1997 pelajaran PMP diubah jadi pelajaran Pendidikan Pancasila dan Kewarganegaraan (PPKn). Pelajaran ini ga sembarangan brur...semakin tahun semakin susah apalagi waktu Ujian Akhir Nasional SMA itu meskipun soal pilihan ganda tapi semua jawabannya baik-baik dan kita harus memilih satu jawaban terbaik.
Lo lihat pelajaran anak-anak sekolah zaman sekarang, pelajaran PANCASILA dihilangkan brur...KACAU INI NEGARA!
Gw cuma mengibaratkan kondisi negara saat ini ibarat lo keluar rumah mau jalan-jalan tapi lo ngga pake baju celana gitu brur...lo mau nikah ngga pake ijab kabul di depan penghulu...gimana tuh?BUYAR SEMUA!!
 Pak TK kalo berdasarkan berita-berita punya pom bensin sama bisnis banyak emang identik sama istilah "Tajir" tapi kita lihat donk di akhir hidupnya beliau gembar-gemborin bisnisnya atau ada hal lain yang lebih "senang" beliau bicarakan di depan publik? 
Istilah "4 pilar kehidupan bangsa" udah identik banget sama Pak TK. 4 pilar kehidupan bangsa itu Pancasila, UUD 1945, NKRI, dan Bhinneka Tunggal Ika, dan ngga sembarangan manusia yang bisa paham dari segi konseptual maupun implementasi.
Pak TK itu bisa dikatakan sejatinya seorang warganegara dan anak bangsa. Di saat para politikus muda bermain hati dan mendua menjadi pelacur demokrasi, justru Pak TK menghabiskan waktunya untuk membangun fondasi kehidupan (ekonomi) dan di saat yang dia rasa cukup tepat, dia mengabdikan sisa hidupnya untuk mengabdi sama negara ini.

Is He a politician? Absolutely Yes. Menjadi politisi itu tidak sekedar cantik dalam berdialog dan berdialektika, tidak pudar saat yang lain coba memudarkan dan tidak terlalu sumringah saat kejayaan berteman. Saat Bu Mega menjadi Presiden memang beberapa kebijakan dianggap keliru dan diantaranya berhasil dicap sebagai "KEBIJAKAN MENJUAL NEGARA." Tapi di politik siapa yang bisa menilai derajat kemuliaan dari sebuah kebijakan?media kah?
 Is He a Bussinessman? Oh come on...dia ngga ngitung lagi uang di tabungan. Biaya nyapres istrinya yang dua kali gagal apa dia pernah hitung-hitung?lihat dibalik itu semua, kenapa dia merasa berkepentingan untuk mencalonkan istrinya kembali menjadi Presiden.cuma dia dan Tuhan yang tahu.

Apakah dia tokoh bangsa?Ya...Pak TK adalah musuh abadi dari para politikus karbitan. Ingat Bung Karno, berpolitik dan dipolitisasi sampai ajal menjemput?Pak TK mencoba keluar dari politisasi para politikus karbitan tersebut dan berhasil menampilkan dirinya sebagai sosok Taufik Kiemas yang memiliki ciri khas tersendiri di mata masyarakat Indonesia. Itu yang jarang dimiliki oleh para pimpinan yang mengaku pemimpin bangsa saat ini.
Pak TK adalah Profesor tanpa sertifikat karena beliau berhasil mencetuskan ide 4 pilar kehidupan bangsa tadi. Ide yang melebihi hasil riset profesor-profesor yang ada saat ini karena masyarakat adalah laboratorium tempat beliau melakukan eksperimen.Bagaiman dengan para pimpinan bangsa yang tersisa saat ini?Bagaimana dengan kelanjutan roda negara ini?dan bagaimana dengan esok hari Indonesia?

Intinya, Harus ada Respect untuk Pak Taufik Kiemas.