Minggu, 15 Juli 2012

Para Penyapa Pagi




Para Penyapa Pagi


Jika kamu tinggal di Kota Jakarta dengan segala kehingar bingarannya. Atau sekedar tinggal di salah satu perkampungan di Kota Megapolitan itu sendiri. Coba sesekali bangun di pagi buta dan perhatikan. Sayup-sayup terdengar suara satu...dua...kemudian saling berpadu beriringan menyambut pagi. 

Ashshala...
Ashshalatu khoirun minannaum...

 Kata-kata itu sendiri berarti "Shalat itu lebih baik daripada tidur." Sederhana namun lugas, sederhana namun mengena di dalam hati.

Beberapa pekan terakhir entah mengapa saya bangun selalu terlambat sekitar Pkl. 06.00 atau bahkan lebih. Saya pikir tidak ada yang salah dengan jam tidur saya yaitu Pkl. 23.00. Terus terang terlambatnya saya bangun di pagi hari membuat saya gelisah karena ketika kamu membuka jendela kamar dan melihat matahari sudah mulai meninggi maka perasaannya akan berbeda ketika bangun di pagi hari suasana di luar masih agak gelap atau matahari baru saja akan muncul.


Dulu ketika saya masih aktif di organisasi mahasiswa, saya sering kali diminta untuk menjadi pembicara (motivator) di depan adik-adik tingkat. Saran yang tidak pernah lupa saya sampaikan adalah Jam berapapun kalian terbangun di pagi hari, maka jangan sekali-kali kalian meninggalkan Sholat Subuh. Satu alasan pasti yang saya sampaikan pada saat itu adalah, ingin menjadikan Sholat Subuh sebagai rasa bersyukur kita kepada Sang Maha Pencipta karena sudah diberi kesempatan untuk bangun kembali di pagi hari dan kembali berjuang, berupaya mencari Ridha Allah SWT yang tersebar di seluruh alam ciptaan-NYA ini.


Hal ini tidak sembarangan saya cermati. Sewaktu saya kuliah di Kota Malang, kebetulan kota itu hampir setiap paginya diselimuti cuaca yang dingin dan di bulan-bulan tertentu cuacanya sangat dingin saya rasakan (pernah di suatu siang sekitar Pkl.13.00 saya melihat di thermometer yang tertempel di kamar kos, suhu saat itu menunjukkan angka 22 derajat celcius). Sejalan dengan cuaca dingin yang selalu meliputi Kota Malang, sejak SMP saya juga menderita alergi cuaca dingin dan debu sehingga menyebabkan saya terkena sinusitis yang sangat menyiksa. 


Namun dibalik penyakit yang saya derita itu ada hikmah yang saya peroleh. Saya tidak pernah bangun terlambat di pagi hari karena ketika teman sekamar kos saya bangun dan membuka pintu kemudian suhu dingin seketika masuk ke kamar saya, maka secara otomatis alergi saya akan kumat dan dalam sekejap hidung saya akan meler dan bersin terus menerus.


Setelah dua tahun saya menjalani masa kuliah dengan pagi hari selalu disertai dengan bersin-bersin itu, hal aneh baru saya sadari yaitu...bersin-bersin saya otomatis akan hilang setelah berwudlu kemudian menjalankan ibadah Sholat Subuh. Ini serius...biasanya setelah berwudlu saya masih bersin-bersin bahkan tambah sering, namun setelah memulai Sholat Subuh seakan tubuh ini mencoba untuk menyesuaikan diri dengan suhu di sekitar sehingga menimbulkan panas yang kemudian saya tidak bersin-bersin lagi. 


Sebelum saya membuktikan hal lain terkait penyakit sinusitis saya ini saya coba akan ceritakan satu hal terkait kebiasaan buruk saya selama berkuliah di Kota Malang. Mungkin bukan hanya saya (silahkan dicek...) setiap saya mendapat jadwal kuliah pagi atau tepatnya Pkl.07.00 maka saya tidak pernah mandi pagi karena selain kondisi tubuh yang tidak berbau karena badan yang kering, kondisi air di Kota Malang setiap paginya akan terasa sangat dingiiin sekali. Namun kebiasaan saya itu ternyata berdampak kurang baik terhadap tubuh karena selama saya menjalankan kebiasaan buruk itu pula penyakit sinusitis dan batuk saya tidak kunjung sembuh.


Di bulan-bulan akhir masa kuliah, saya memutuskan untuk tinggal di rumah Pakde saya yang masih berada di Kota Malang namun memerlukan waktu yang lebih lama untuk sampai ke kampus yaitu sekitar 45 menit. Oleh karena itu saya terpaksa mempercepat waktu tidur saya di malam hari sehingga paginya dapat terbangun lebih pagi yaitu sekitar Pkl.05.00 dan itupun sudah cukup telat karena matahari sudah muncul sekitar Pkl.04.30. Selain mempercepat waktu bangun tidur, saya juga harus menjadi contoh bagi sepupu-sepupu saya yang masih duduk di bangku SD yaitu dengan mandi pagi, WALAH...


Awal-awal kepindahan saya ke rumah Pakde ini terasa sangat menyiksa karena saya khawatir penyakit sinusitis saya akan bertambah parah. Tapi pandangan itu berubah 180 derajat karena sebuah kejadian langka di pagi hari. Langka karena sudah lama saya tidak melihat seorang bangun Pkl.02.30 kemudian melaksanakan Sholat Tahajud dan lanjut dengan tadarus hingga waktu Subuh datang. Setelah melakukan Sholat Subuh di masjid atau tepatnya masih Pkl.04.20 orang tersebut langsung mandi pagi berjalan-jalan di sekitar komplek. Orang itu adalah Pakde saya sendiri yang saat itu sudah berusia 65 tahun.


Hari-hari selanjutnya tidak jauh berbeda, Pakde tetap melakukan rutinitas yang sama dan anehnya Pakde masih terlihat sangat bugar bahkan ketika harus mengantar putranya dari istrinya yang terakhir yang masih duduk di bangku SD. Saya sendiri mendapat tugas mengantar putri Pakde yang sekolahnya berbeda.


Sejak saat itu saya mulai meniru kebiasaan Pakde untuk bangun dan mandi pagi. Beberapa benefit saya dapatkan sejak saat itu yaitu selain tubuh saya lebih fresh, saya lebih lancar mengerjakan skripsi dan secara tidak sadar berangsur-angsur saya tidak lagi bersin-bersin di pagi hari. 


Oke, kembali ke cerita awal tentang orang-orang yang bangun di pagi buta kemudian menuju masjid dan menyerukan ASHSHALAAAH...ASHSHALATU KHOIRUN MINANNAUM... tadi. Pertanyaannya adalah, ketika saya begitu banyak mendapat benefit pada saat bangun pagi kemudian Sholat Subuh dan mandi pagi, maka pastinya orang-orang yang berseru tadi akan mendapat lebih banyaaaaaak kebaikan daripada yang saya terima. Orang-orang tersebut tidak hanya berseru untuk dirinya sendiri akan tetapi juga untuk SELURUH UMMAT MUSLIM di sekitar mesjid tempat mereka berseru. Berseru untuk Sholat Subuh berjamaah karena sesuai dengan cerita-cerita yang sering kita dengar bahwasanya Kaum Yahudi tidak akan takut terhadap Ummat Islam kecuali pada sat Sholat Subuh, shaf-shaf di masjid terisi penuh oleh para orang yang melaksanakan Sholat Subuh secara berjamaah.


Jadi sekali lagi saya hanya ingin mengingatkan, ketika mendengar suara berkumandang di pagi hari untuk menyerukan Sholat Subuh maka bersegeralah untuk bangun dan jangan ditunda-tunda atau malah kembali tertidur karena dapat dipastikan Sholat Subuh akan terlambat dan kebaikan-kebaikan lain tidak jadi kita peroleh seperti apa yang saya rasakan saat ini. Setelah saya sadari, kondisi saya yang akhir-akhir ini bangun terlambat kemungkinan ada dua hal, yang pertama: kemungkinan besar saya terlalu memforsir diri saya ketika bekerja di kantor untuk suatu hal yang tidak pasti selain gaji tiap bulan yang saya terima atau hal kedua yang lebih saya takutkan yaitu...karena saya terlalu banyak melakukan dosa sehingga Allah SWT enggan membangunkan saya pada saat adzan Subuh berkumandang bahkan membuat saya terbangun terlambat sehingga kebaikan-kebaikan itu tidak saya peroleh, naudzubillah...


Oleh karena itu, sungguh beruntung orang-orang yang berkesempatan untuk menyerukan sesama ummat Islam di pagi hari untuk melaksanakan Sholat Subuh berjamaah karena berpuluh-puluh kebaikan pastinya akan mereka terima. Mereka-mereka itulah yang kemudian kusebut sebagai Para Penyapa Pagi, penyapa anugerah dan awal dari segala keberkahan di muka bumi.