Senin, 09 Mei 2016

Di Penghujung Jalan


"Tak perlu bersikeras menjelaskan siapa dirimu, karena orang yang mencintaimu tak membutuhkan itu, dan orang yang membencimu tak akan percaya itu" (Ali bin Abi Thalib RA)


Ngga sengaja gw nemuin kutipan di atas saat sedang browsing di group FB alumni kampus dulu. Dibaca sekali...dua kali...akhirnya gw mengangguk-anggukan kepala sendiri.

Intinya sederhana, di atas langit masih ada langit, bahkan berlapis-lapis jumlahnya. Itu yang selalu gw jadikan acuan kenapa gw paling takut dibilang sombong sama teman-teman yang lain daripada sindiran lainnya. Sederhananya, gw sering dibilang cuek, males, ngga peka sama lingkungan atau bahkan untuk beberapa temen deket banyak yang memanggil gw dengan panggilan Babi Cina atau Singkek dan gw hanya ketawa ngga ada perasaan sedikitpun terbersit untuk marah. Tapi yang boleh manggil gw dengan sebutan "Babi Cina" ya ngga sembarang orang juga. Kalo ada yang baru beberapa kali ketemu gw trus manggil gw "Babi Cina" ya gw bakalan samblek juga.

Terlahir dengan seorang Bokap yang selalu menanamkan doktrin bahwa lo berasal dari keluarga miskin yang ngga punya apa-apa dan ngga usah banyak gaya dalam menjalani kehidupan itu kadang ada bagusnya juga. Pertama, lo akan menjauhi segala hal yang berkaitan dengan sifat sombong, karena lo berasal dari keluarga sederhana dan cenderung ke arah kere jadi buat apa lo sombong? Kedua, dengan merasa lo bukan apa-apa terkadang akan menjadi motivasi tersendiri buat lo untuk terus berprestasi namun apapun yang lo raih, tetep lo akan merasa "gw orang miskin dan ngga boleh sombong karena lo bukan apa-apa dan siapa-siapa."

Bokap juga punya prinsip, gw harus kerja yang bener ngga usah banyak gaya. Tapi kalo lo udah kerja jujur n bener tapi masih ada yang komplain atau misal lo udah kerja jujur tapi tetep ada yang nyalahin, ada kalanya lo harus memberikan reaksi atas aksi tersebut.  Itu prinsip yang mungkin gw juga pegang banget hingga saat ini.

Well, sebenernya gw mau sharing tentang hal yang kurang mengenakan yang gw alami beberapa hari ini. Baru sadar akun facebook gw di blok sama salah seorang teman. Gw tarik beberapa hari terakhir ya mungkin memang karena kesalahan gw juga.

Sederhananya, jika orang telah menganggap lo sebagai orang yang "lurus" dan "baik" maka orang-orang di sekitar lo akan selalu mengharapkan lo tetap berlaku "lurus" dan "baik" selama dia mengenal lo. Padahal ada kalanya orang "lurus" dan "baik" juga berada dalam kondisi terburuk di hidupnya yang sedikit merubah orang tersebut untuk menjadi agak sedikit "bengkok" dan "tidak baik" atau cenderung kasar dan kurang ajar.

Kadang ketika lo berbuat "baik" kepada orang lain karena secara natural diri lo memang bawaannya "baik" dan kebaikan lo itu dibalas hanya sebatas saat lo diperlukan, gw cuma bilang mungkin sekali-kali lo boleh berbuat "tidak baik" kepada orang tersebut. Tapi rasa curiga lo kepada orang-orang "sejenis" itu sebaiknya harus segera lo hilangkan. Lo harus tetap berbuat baik kepada semua orang di sekitar lo baik itu yang sudah lama lo kenal ataupun orang yang baru hadir di dalam kehidupan lo.

Beberapa hari terakhir memang gw sedang dalam kondisi terburuk dalam sejarah hidup gw yang pada akhirnya gw berlaku tidak seperti gw yang dikenal orang di keseharian. Reaksinya bermacam-macam dan hampir 98% orang menunjukkan rasa ketidaksukaannya atas sikap gw akhir-akhir ini. Gw yang mendadak ngomong kasar, nyindir orang langsung di depannya, atau bahkan yang lebih parah lagi gw mengatakan apa yang sebenernya ada di pikiran gw selama ini kepada orang itu yang sebenernya bukan hal yang baik untuk disampaikan. 70% diri gw menganggap hal yang gw lakuin itu salah tapi 30% sisanya bilang menjadi yang bukan diri lo sehari-hari di hadapan teman-teman atau orang terdekat lo itu kadang ngga ada salahnya.

Gw ngga ngerti sih sebatas apa orang bisa mentoleransi keadaan lo yang awalnya baik kemudian berubah menjadi kasar atau culas.Nyokap pernah bilang kalo Bokap gw sangat khawatir suatu saat gw akan berubah menjadi orang yang sombong karena keberhasilan-keberhasilan yang selama ini terus gw raih, tapi satu hal yang pasti gw sendiri paling takut dibilang sombong apalagi sama keluarga gw sendiri. Jadi sebenernya apa yang ditakutin Bokap gw ke gw agak berlebihan, tapi ngga apa-apa juga buat gw mawas diri.

Untuk orang-orang yang langsung berubah terhadap lo ketika lo sedang menunjukkan hal yang bukan diri lo sebenernya akibat kondisi tertentu yang membuat lo berubah, pada akhirnya gw memutuskan ada kalanya gw me-rekonsider hubungan pertemanan yang selama ini telah berlangsung. Tapi sekali lagi gw ngga akan ke PD an bilang orang-orang itu yang akan rugi karena telah tidak bisa menerima perubahan gw karena sekali lagi gw bukan siapa-siapa.

Tapi yang lebih penting adalah ketika lo pada akhirnya menemukan orang-orang yang tetap bisa bertahan sama lo dengan kondisi lo yang lagi "ngga bener" untuk kemudian dia ngajak lo buat kembali bangkit dari rasa keterpurukan lo. Sudah seharusnya orang-orang itulah yang lo pertahankan dalam lingkaran pertemanan hidup lo.

Alhamdulillah gw bahagia banget karena hingga saat ini, Istri gw yang dulu pernah gw pacarin selama 6 tahun dan akhirnya gw nikahin dan setelah menikah dan melahirkan anak gw yang bernama "Gaza" kembali harus gw tinggalin karena gw harus melanjutkan kuliah ke negeri orang, itu adalah satu dari segelintir manusia yang tetap sabar menerima gw dalam kondisi apapun. Terutama saat-saat ini dimana gw lagi dalam kondisi yang tidak begitu baik dalam kehidupan gw.

So...berlakulah normal apa adanya diri lo dan ngga perlu memanipulasi keadaan yang sedang lo alami, baik dan buruknya lo saat ini. Karena pada akhirnya, ALAM akan menyeleksi orang-orang terbaik untuk nantinya lo ajak maju bareng di kemudian hari.


Maastricht, 9 May 2016

Tidak ada komentar:

Posting Komentar