Senin, 22 Februari 2016

Dear Kalian...

Dear Kalian...



Dear Kalian,
Kali ini tulisan gw dipengaruhin sama film "Remember When" tapi gw ngga akan mengutip tentang pemerannya namun alur kisahnya yang teramat sederhana. Saking sederhananya gw sampe mikir memang seharusnya itu yang kita butuhkan untuk saat ini, sebuah "Kesederhanaan".

Sekali lagi, masa sekolah di SMA itu sederhana banget. Sesederhana gw yang selalu SMSan sama temen gw yang pinter (kebetulan cewe) dan karena saking seringnya kita SMSan akhirnya malah temen gw nanya apa interest gw dibalik SMSan mulu sama dia setiap hari. Saking sederhananya, temen gw itu malah nanya duluan apa gw suka sama dia dan entah gimana akhirnya kita jadian. Padahal interest gw saat itu adalah...minta diajarin pelajaran Kimia karena dia dapet nilai 9 di raport sedangkan gw dapet 5 dan itupun Guru Kimia udah wanti-wanti "ini nilaimu dikatrol ya Iksan makannya bisa dapet 5! Ujian akhir kamu dapet 3 loh!" 

Contoh sederhana yang lain juga ngga kalah sederhana (halah...) Waktu kelas 3 SMA ada temennya temen gw yang abis jadian kemudian dia traktir makan bakso. Karena gw adalah temen dari temennya temen gw yang abis jadian tersebut (mikirnya pake dengkul biar cepet masuk), akhirnya gw juga ikutan ditraktir. Jadilah kita ber 6 waktu itu makan di sebuah warung mie bakso dekat sekolah. Di sela-sela kita makan, ada salah satu temen mengusulkan seperti ini "Eh kita buat gank yuk kaya yang lain-lain, kita bisa selalu main bareng." dan masih sambil mengunyah mie bakso kita langsung pada meng-anggukkan kepala tanpa pikir panjang siapa dan apa sifat masing-masing dari ke 6 orang tersebut. There was no interest behind this agreement...dan kita tetap berteman hingga 13 tahun selanjutnya sejak sore itu. Kecuali salah satu sahabat kita yang notabenenya satu-satunya cewek di gank itu yang "mmendahului kita" tahun 2013 lalu. Oiya anggota kita bertambah 1 yang sebenernya juga masih dalam lingkaran pertemanan sih.

Apalagi yang sederhana saat menjalani masa sekolah di SMA? Oiya gw akan selalu inget ketika ada Bazar ROHIS di sekolah dan gw diminta untuk bantu di stand jualan bagian cowok saat itu. Entah apa yang ada di pikiran panitia, sehingga stand jualan dibagi menjadi 2, cowok dan cewek. Apa khawatir kita akan masuk neraka karena akan saling berinteraksi saat melakukan jual beli?Wallahualam.

Jadi ceritanya, di tengah-tengah jualan ada seorang Kakak kelas yang asli cantik dan masuk kategori radar Top 5 Kakak kelas cewek paling dikagumi adik-adik kelas Cowok saat itu termasuk gw. Kakak kelas ini sebut aja namanya Poppy, beli beberapa item di stand dimana gw sedang berjualan sendiri karena cowok yang lain sedang sholat di musholla. Di saat pertama kali Kak Poppy dateng ke stand gw, cewe-cewe di stand jualan seberang sudah berteriak "Kakak maaf untuk yang cewe kalo mau beli sesuatu di stand kami saja, yang di seberang buat cowo." tapi dengan ramahnya dia membalas "Udah nggapapa aku beli di stand ini sama aja ya?" sambil tersenyum manis.

Awalnya, karena meskipun ini Kakak kelas bening banget dan asli cantik, tapi karena dia bukan kakak kelas yang gw kagumi (halah) jadi saat berinteraksi pun gw tanpa interest. Just for your information, seorang kakak kelas yang gw kagumi saat itu adalah seorang Ketua Ekskul Fotografi yang katanya baru balik dari pertukaran pelajar ke Jepang. Entah kenapa gw sangat mengagumi si Kakak yang mungil dengan kacamatanya yang tebal dan rambutnya yang dikuncir kuda walaupun tidak begitu panjang itu. Entahlah, tapi mungkin si Kakak ini terlihat begitu sederhana (sekali lagi) di mata gw. Gw pernah lihat dia kesusahan membawa tripod untuk pengambilan foto buku tahunan dan gw mencoba menawarkan bantuan.

"Kak, mau aku bantu ngga?"
"Hmm...mau tapi aku khawatir kamu salah bawa tripod ini nanti malah ada yang salah."
"Ya itukan cuma tripod Kak, aku bisa kok bawain sampe mana aja...sampe ke rumah Kakak juga nggapapa hehe." gw sedikit memaksa.
"Gini deh, kali ini aku bawa ini sendiri dulu tapi...next time kalo aku butuh bantuan pasti aku minta sama kamu ya?" sambil tetap tersenyum.
"Oh gitu ya Kak, oke deh..." gw pergi meninggalkan si Kakak tapi memori wajah si Kakak terbawa hingga gw masuk ke dalam kelas.

Tapi maybe jodoh atau hanya sekedar kebetulan, pada saat Ujian Cawu atau saat itu kita menyebutnya UUB alias Ulangan Umum Bersama, gw duduk pas di samping si Kakak ini hanya terpisah gang sempit di antara 2 baris meja.

"Kak masih inget aku ngga?" gw mencoba menyapa si Kakak terlebih dulu.
"Ya ingetlah, oiya kali ini aku butuh bantuan kamu serius nih." sambil membetulkan letak kaca matanya yang membuat gw dapat melihat bentuk matanya yang bikin hati gw kalem banget (lebay mode:on).
"Butuh bantuan apa Kak?"
"Nanti waktu ujian kalo aku mau kasih kertas contekan buat itu temenku yang duduk di sebelahmu, kamu mau bantu kan?"
"Ya gampang lah kalo itu."
"Oke, makasih ya...kamu mau permen ngga?atau kamu butuh pensil 2B ngga?" 
Saat itu gw hanya mengambil permen yang dia berikan dan lansung memakannya sambil bergumam dalam hati Aku duduk di sebelah kamu aja udah cukup Kak. Setelah ujian itu, komunikasi kita juga sudah terputus karena Si Kakak sudah kelas 3 dan sibuk mempersiapkan ujian akhir.

Back to the story...
Kak Poppy mengambil beberapa item dan pernak-pernik dari atas meja stand di depan gw.

"Hey, kamu kelas berapa?" tiba-tiba Kak Poppy menyapa gw.
karena gw lagi bengong sambil melihat teman-teman ukhti di seberang berbisik-bisik, gw kaget waktu ditanya.
"Hah?kenapa Kak?udah ini aja ya yang mau dibeli?" jawab gw panik.
"Ngga ngga...aku tanya kamu kelas berapa?" 
"Oh...aku kelas 2 Kak...Poppy." gw tau namanya karena melihat nametag yang menempel di baju.
"Oh aku kira kelas 1. Eh hmm...aku lagi nyari buku doa-doa sehari-hari tapi yang simple aja yang bisa dibawa-bawa di saku, kamu punya ngga?"
"Ada nih..." jawab gw sambil mencai-cari di tumpukan buku. "Ini Kak kalo buat sehari-hari aja ini sih cukup." sambil menyerahkan buku ke Kak Poppy.
"Oh iya makasih ya, yaudah ini aja semua jadi berapa?" Kak Poppy mengambil dompet merah kecilnya dari dalam tas sambil mengeluarkan beberapa lembar uang.
"Semua jadi 42 ribu Kak Pop...aku plastikin ya?"
"Ngga usah, aku masukin tas aja. Namu kamu siapa kok ngga pake nametag?Nanti dimarahin Pak Wakasek loh!"
"Aku Iksan, tapi kalo teman-teman manggil aku Chan2...bukannya biar dibilang im..."
"Oke Chan makasih ya, kamu panggil aku Poppy aja lain kali ya?" sambil tersenyum dan meninggalkan stand keluar sekolah dan terlihat masuk ke dalam mobil yang terparkir di pagar luar sekolah. Kak Poppy belanja paling banyak hari itu yang menambah total pendapatan hasil penjualan kita bertambah dan kita memecahkan record penjualan di tahun-tahun sebelumnya.

Perawakan Poppy ini kalo gw bilang ya gampang banget buat disuka lah seperti tinggi sekitar 165cm, badan cukup berisi dan fresh, kulit yang kuning cerah terawat, rambut hitam panjang sebahu tapi lebih sering dikuncir dan overall gw harus akuin kalo dia cantik (pake banget). 

Di balik kecantikannya, beberapa hari setelah pertemuan hari itu, gw baru sadar kalo ternyata Poppy itu sholatnya rajin banget tapi...dia benar-benar sholat di akhir waktu yang setelah gw perhatiin mungkin karena kondisi musholla sekolah yang sudah sepi.

Gimana gw bisa menyimpulkan hal demikian?Ini setelah gw lakukan beberapa pengamatan. 
Pertama: Poppy terkesan tidak pernah ngobrol dengan cewe-cewe lain yang rajin sholat di musholla. Beberapa kali gw lihat setelah dari ruang wudhu, Poppy tergesa-gesa masuk ke dalam musholla kemudian sholat dan tidak lebih dari 10 menit Poppy sudah berjalan keluar dengan wajahnya yang masih segar karena air wudhu. Ciri khasnya adalah mukena Poppy yang berwarna putih cerah dan juga tas kecil berwarna merah terang yang nampaknya adalah warna favourite dia. 
Kedua: Ada yang bilang Poppy mualaf tapi ada yang bilang juga orang tuanya terutama nyokapnya Poppy itu taat banget dan berkerudung panjang, jadi ngga salah juga kalo Poppy rajin sholat.
Ketiga: Gw bukan orang yang rajin ibadah, gw berlama-lama di musholla karena di musholla itu enak dan sejuk jadi gw sering banget tiduran di musholla setelah sholat hahahaha...tapi cuma gw yang bisa tiduran di musholla karena gw juga pengurus ROHIS saat itu sedangkan yang lain atau bahkan anak terkenal di sekolahpun harus ikhlas diusir secara halus oleh pengurus ROHIS lain apabila mau beristirahat di musholla dengan alasan akan mengganggu ibadah orang lain.

Finally, i would say that gw sangat tertarik dengan figure seorang cewek cantik yang masih menjaga sholatnya dan juga masih mau belajar agama tanpa harus ditunjukkan ke orang lain yang tak lain adalah Poppy.

Itulah beberapa kesederhanaan yang mungkin HANYA gw temukan di masa sekolah dulu. Sederhana yang tanpa pamrih, sederhana yang tanpa berfikir panjang untuk memutuskan seseorang untuk berlaku sederhana, dan...sederhana yang tersimpan dalam hati seorang yang anggun tanpa harus ditunjukkan ke orang lain.

Setelah gw berfikir sejenak, kayanya memang SEDERHANA itu yang buat hidup mengalir dengan amat menyenangkan. 

Iya, menyenangkan.

Menyenangkan dalam arti sesungguhnya.

Bukan menyenangkan yang hanya terucap di bibir, coba digambarkan dengan mimik wajah untuk disampaikan ke orang lain, namun ternyata itu semua hanya berisi ke-HAMPA-an di hati.

Ini ngga mudah, tapi yakin deh SEDERHANA itu akan memudahkan hal yang sulit.



Sint Annadal 18G, 22 February 2016.