Minggu, 27 November 2011

Si Tabu



Ketika kau laru
Dalam setiap hembus di telinga
Ketika kau ragu
Maka diam dan nikmatilah
Duuu..didadidum...

Haha...ngga tahan buat nulis tema yang satu ini. Memang nggak akan pernah habis ide atau bahkan tidak sengaja bertemu dengan tema yang universal ini.

Jadi...ini memang sudah pagi di Pusat Jakarta, jam di layar PC menunjukkan angka 0:24 dan nanti sekitar 4 jam dari sekarang aku harus bergegas ke bandara sekedar untuk menularkan racun-racun yang sudah kita racik bersama.
Jam segini perut tak bisa diajak kompromi padahal sore sudah makan semangkok mie goreng dan segelas besar es susu soda. Hasshh..terpaksa nyebrang gedung bareng teman mencari kira-kira ada yang bisa mengganjal perut.

Ketemulah tukang nasi goreng gila dan segera memesan kemudian mencari tempat duduk seadanya di pinggiran taman yang cukup terkenal di Jakarta ini. Lokasinya strategis...terlalu strategis sehingga meskipun sudah pukul 23.45 tadi, masih banyak terlihat pasangan muda-mudi asik duduk di pinggir air mancur dan si mudi menyenderkan kepalanya di bahu si muda, hahaha...
Sialnya gue yang mau menikmati sepiring nasi goreng gila harus ikhlas menerima orang di sebelah gue adalah teman kerja dengan jenis kelamin yang sama *tepokjidat

Gue kira si Om blablabla nggak tertarik melihat pemandangan orang pacaran, eh ternyata topik pembicaraan dari awal duduk di atas aspal di pinggir taman sampai kembali ke ruangan pembicaraannya malah nggak jauh dari situ. Tambah asyin lah gue malam ini.
"Gue jadi inget dulu pacaran di situ tuh San." sambil menunjuk kursi panjang di bawah pohon besar.

"Oo..." gue nggak mau nanggepin serius.
"Awalnya sih enak, duduk trus pesen makan..minum sambil ngobrol sampe malem." Om kembali melanjutkan pembicaraan.
"Wah enak dong Om?" kembali menjawab singkat.
"Ya gitu deh, tapi akhirnya pasti berantem sampe diliatin orang. Kalo inget lagi gue jadi malu sendiri, hahaha..." Om blablabla hanya menatap kosong ke depan.

Sumpah gue nggak senep sama cerita itu sampai akhirnya gue mengeluarkan pertanyaan yang nggak disengaja.

"Emang tahun berapa tuh Om pacarannya?" tampang gue polos.
"Ya belom lama itu sekitar tahun 2009 kemarin." Om menjawab sambil memasukkan nasi goreng gila ke mulutnya.

Wait...tahun 2009 kenapa masih suasana pacaran padahal si Om udah punya 3 anak mana udah ada yang kerja pula.

"Jadi tuh gue berantem gara-gara gue di duain. Awalnya gue nggak tau udah di duain sama pacar gue sampe suatu hari gue telpon nggak diangkat-angkat akhirnya gue samperin ke rumahnya baru ketahuan dia lagi selingkuh telpon pacarnya yang lain." Om semangat membara menceritakan pengalamannya diselingkuhin pacarnya.

Oke...gue hanya akan melanjutkan dengan pertanyaan I think we have to stop this conversation or i've to keep your big secret which i'm not interested to know it more.

Aslinya gue udah tau kalo si Om blablabla punya pacar di kantor yang notabenenya adalah pekerja kontrak dan cerita ini sudah tersebar di seluruh antero ruang kantor bagian sayap kiri ke belakang. Awalnya gue hanya anggap becandaan hingga akhirnya gue denger sendiri dari ybs.
Kadanga gue nggak mau terlalu mendalami membicarakan masalah satu kata tabu yang diulang tiga hingga empat kali dalam sekali percakapan. Pengalaman gue nggak semanis yang mereka rasakan berbicara tentang yang satu ini. Sebenernya gue bukan korban, gue pernah diselingkuhin oke, tapi gue nyantai aja waktu itu karena gue punya banyak teman yang lebih menyenangkan dibandingkan harus mengurus satu wanita, nganterin ke mall, salon, makan di resto favourite dengan menu kesukaan yang harus dipaksakan untuk disamaian tiap memesan makanan. Di lain hal, gue suka membantu teman-teman menyelesaikan permasalahan mereka terkait hal yang satu ini walaupun nggak semua berhasil sesuai yang diharapkan.

Puluhan atau bahkan ratusan kejadian yang melibatkan kata tabu yang satu ini sejak gue duduk di bangku Sekolah Dasar,

pertama, waktu SD gue harus duduk sama cewe yang dimana cewe tersebut adalah pacar dari jagoan sekolah saat itu dan si jagoan sekolah pernah datang ke meja gue dan bilang sambil nunjukkin telunjuk ke idung gue kemudian bilang "Lo harus jagain pacar gue, awas kalo dia sampe kenapa-kenapa." Oke gue jagain, gue rapihin kertas file koleksinya, gue hibur kalo dia lagi berantem sama si jagoan, gue bantuin buat tugas, gue temenin ngobrol tiap pulang sekolah kalo supirnya belum dateng dan akhirnya...si cewe malah nembak gue di saat jam pelajaran lagi serius yang akhirnya temen di meja belakang gue denger kemudian melapor sama si jagoan. Terpaksa gue harus jadi patung tiap si cewe ngajak ngobrol atau gue siap nerima boegm mentah.
kedua, SMP kelas 3 gue mau masuk kelompok cewe-cewe gokil dengan tidak memaksakan pribadi gue berubah layaknya cewe, mereka menerima hingga akhirnya gue dipaksa menyebutkan cewe yang gue taksir padahal saat itu bener-bener blank dan memang nggak ada yang lagi ditaksir. Karena dipaksa harus menyebutkan akhirnya sembarang cap cip cup gue pilih cewe putih dari kelas 3 C kemudian gue dipaksa nembak dan gue tembak saat itu juga. Gue ditolak nggak diterima juga nggak hingga kelas 2 SMA gue kembali bertemu si cewek dan si cewek ngatain gue macem-macem kemudian keluar kalimat sakti "Lo jadi cowo jangan pernah mainin perasaan cewe lagi! Lo nembak gue berulang kali tapi lo nggak pernah nanyain jawaban dari gue apa? Maksud lo apa mainin gue kaya gitu?" Intinya si cewe udah mau jawab "tembakan" gue tapi malah gue yang nggak pernah ngurusin apa jawaban dia. Akhirnya keluar gosip gue penjahat kelamin, suka mainin cewe dan blablabla...maka rusaklah nama baik gue.

ketiga, kelas 3 SMA saat semua murid bingung mencari pasangan karena sudah mau lulus dan mencari momen berkesan di sekolah. Tiba-tiba seorang wanita yang notabenenya adalah temen main dari kelas 2, SMS gue kemudian menanyakan apakah ada cewe yang lagi gue taksir? Kali ini gue bilang dengan spontan kalo yang gue taksir justru cewe yang SMS gue itu,padahal gue jawab itu sambil ngantuk karena udah tengah malem dan 3 hari setelahnya justru gue dipaksa nembak itu cewe dan sekali lagi ke-isengan gue berbuah manis, karena "tembakan" gue diterima dengan dada terbuka (cesored). You know what? adik kelas yang gue incar dari awal tahun dan rencananya akan gue "tembak" setelah acara Bulan Bahasa di sekolah, mengetahui perihal jadian gue yang sangat tidak disengaja kemudian SMS di suatu malam dan bilang "Ka, aku anggap Kaka kaya Kaka kandung aku sendiri aja ya?" Gue yang tangannya gemetar membaca SMS kaya gitu akhirnya pasrah dan membalas SMS maksa juga "Iya gapapa gue juga seneng punya adik yang cantik, pinter, sexy, gaul, jago olahraga, anak tunggal..." dan blablabla lainnya yang intinya...sebenenrnya gue berharap dia yang jadi pacar gue :(

itu cuma tiga contoh dari pengalaman gue dengan satu kata tabu itu tapi setelah mendengar cerita si Om, ternyata kisah gue ini belum seberapa. Om sekali lagi sudah punya istri dan 3 orang anak tapi dia tidak canggung untuk menceritakan pengalamannya berpacaran dengan orang sekantor. Ini memang jadi tidak benar dari satu sisi kaca mata tapi gue pikir kenapa harus jadi begitu dipusingkan?

Orang bilang pernikahan itu sakral dan hanya berlaku sekali untuk seumur hidup, oke gue setuju. Gue juga akan berbuat seperti itu setelah gue menikah, tapi lo semua harus melihat fakta di lapangan.

Sepasang artis senior akhirnya bercerai dengan alsan si artis pria menemukan cinta sejatinya sejak zaman sekolah, kemudian apa kita akan berkata "Ngapain lo kawinin istri lo kalo hati lo buat wanita lain?" itu bukan hak kita kawan.

Atau ada cerita lain, seorang bapak-bapak dipukulin anaknya karena ketahuan akan menikah lagi dengan wanita lain. Apa ini juga menjadi tanggung jawab kita untuk mengatakan kepada si Bapak bahwa itu tidak benar?

Gue mungkin akan menerima banyak cercaan melalui pendapat gue ini, tapi gue hanya meminta pengertian kepada semua orang di jagad raya entah itu pemuja aliran jender atau bahkan aliran ekstrimis feminisme yang menganggap sebuah pernikahan adalah dera bagi si wanita sehingga akhirnya memilih untuk tidak menikah seumur hidup bahwa, "biarkan si tabu itu memainkan perannya."

Udah banyak yang bilang kalo "si tabu" ini membuat hidup kita seakan terbang melayang, membuat semua menjadi hambar dan sebagainya, itu memang kekuatan "si tabu" dan siapa yang dapat melarangnya?
Bayangkan ketika seorang dosen bermain dengan "si tabu" kemudian akhirnya menjalani hidup dengan mahasiswanya, bayangkan ketika seorang guru ngaji akhirnya menikah dengan santrinya, bayangkan ketika seorang tuan menikah dengan pembantunya dan bayangkan ketika suatu hari aku menikah dengan seorang wanita yang aku sendiri akan seperti apa walopun saat ini aku juga punya teman wanita, bayangkan apa kalian mampu untuk menghalangi "si tabu" memainkan perannya?

Ini zaman sudah edan, tapi jangan kita menjadi lebih edan karena harus mengikuti kemana "si tabu" melangkah dan bermain peran. Tiada melihat usia, tiada melihat status, tiada melihat kedudukan maka "si tabu" akan menyerangmu secara bertubi-tubi hingga kau tidak bisa merasakan nikmatnya kuah mie Jawa, atau sushi dengan washabinya yang semriwing, atau merasakan efek dahsyat dari makan sate kambing sunda kelapa?

Ini gila kawan, ini lebih dahsyat dari bom Hiroshima dan Nagasaki, ini bisa menjadi momentum menyatukan manusia di se-antero jagad bumi. Ini bisa membuat frankenstein bangkit kembali dari tidurnya. Tapi kenapa kita tidak pernah membiarkan "si tabu" sedikit bebad bergerak.


Maka dengan ini saya hanya ingin mengatakan, 

tutup matamu, hirup udara sedalam-dalamnya, biarkan si tabu menari-nari dan menembus dinding-dinding hati, karena mulai malam ini adalah saat yang tepat untuk kita

B.E.R.C.I.N.T.A



Sunday, 01:25 AM

Kamis, 24 November 2011

Karena lo Ingin yang Itu...



Ketika kamu ingin berbelok ke kiri,
maka pastikan, kiri itulah yang kau inginkan.
Bukan karena Ibu mu yang meminta,
Tapi karena hatimu yang memberi marka.


 Kencangkan sabuk pengamanmu karena sebentar lagi kita akan meluncur, jangan pejamkan mata karena membaca ini kupastikan ini bukan sekedar bermain di dalam sebuah wahana...



READY....


klik klok klik klok apakah ini bunyi detik jam pada umumnya? Bukan, ini adalah bunyi hitungan waktu yang mendadak mempercepat langkahnya di dalam kehidupanku akhir tahun ini. Ya, semua dihadapkan pada kondisi dimana kamu tidak boleh mengambil jalur lain dengan sekedar melewati beberapa wahana kehidupan yang justru kamu harus hadapi.

Contoh sederhana, suatu hari tidak beberapa hari di dalam minggu ini aku dan beberapa kerabat kerja harus mempersiapkan sebuah konsep memperbaiki tata nilai kehidupan yang mencorat-coret atau malah memorat-maritkan kehidupan di negeri ini. Jauh dari sombongya ucapanku tadi, pada dasarnya siapa yang ingin menghadapi hal seperti ini? 

Semisal kamu mengajak pacar, istri atau bahkan Ibumu sendiri berbelanja di sebuah Mall yang menawarkan bermacam diskon dengan pembayaran yang sederhana pula (nggak bisa bayar cash, lo boleh gesek tuh kartu!). Masalahnya lo tau barang-barang yang dijual dengan berbagai macam diskon itu justru akan membuat wanita-wanita yang lo sayangi itu akan terjebak pada hal yang sia-sia, barang sudah ada di rumah, tidak mungkin terpakai lama atau lebih tepatnya hanya menarik jika ditempatkan atau dikenakan oleh patung peraga di mall itu sendiri. Kalo lo menghadapi kondisi seperti itu apa yang akan lo lakukan? Benerkah lo akan diam dengan perkiraan bahwa lo akan membahagiakan wanita yang lo sayang itu?

Sekali lagi itu hanya perumpamaan kegiatan yang gue lakuin di kantor hingga gue harus melihat secercah fajar di keesokan harinya. Pulang di hari selanjutnya dan harus kembali ke ruang aktifitas tidak berselang waktu selanjutnya. Banyak yang bilang Dulu hal yang kaya' gini udah biasa, malah hampir tiap hari di akhir tahun. Sori gue hanya mau bilang "Itu derita lo, Cyiinnn..."

Wait...i have to tell you sumthin, i write this blog when i listen to Coldplay's Song cold "Shiver" 
Okey lanjut, nih ya...kalo yang lalu gue bilang lo harus punya skenario sendiri dalam menjalani hidup karena lo tidak boleh hanya menjadi bagian dalam skenario kehidupan orang lain, maka kali ini gue kasih clue selanjutnya (Criinngg...) Sotoy marotoy gue kumat.

Ini serius karena akan sangat menyenangkan...Sekali lagi gue harus menjalankan 15 jam hidup gue di satu lokasi bertajuk "Tempat mengais rezeki" bukan karena seseorang membuat gue harus tinggal, atau lebih picik lagi untuk mendapat penghargaan dari orang lain, atau lebih jijay lagi karena gue ingin menunjukkan sesuatu ke seseorang yang disebut B-O-S, tapi gue pastikan gue melakukan ini karena gue senang.

Gue tersenyum selalu menghabiskan 15 jam gue itu dan coba tebak apa yang terjadi? Gue benerang ngerasa ringaaaaaaaannnn... banged.

Hidup penuh persaingan, okey nggak ada penolakan buat hal yang satu itu. Tapi apa iya kita harus menghadapi persaingan dengan wajah yang seakan kita menahan sesuatu di organ pencernaan kita? Atau kita harus memicingkan mata tiap-tiap ada orang yang mendekat kepada kita kemudian hati usil menyinggung Hmmm...ngapain nih orang deket-deket gue jangan-jangan pengen tau rahasia wajah gue yang selalu kinclong. Lo akan capek menjalani sisa hidup lo ini dengan terus berprasangka dan berasumsi tanpa ada hasil yang akan lo dapet kecuali muka lo tiba-tiba permanen tampang judes terus.


Enjoy...itu kuncinya. Lo misalkan tanpa sadar udah gede trus bilang... "Oke nama gue Ahmed, umur gue 26 tahun dan agama gue Islam." orang di depan lo tiba-tiba nanya "Ahmed, kenapa lo memilih Islam sebagai agama lo?"

Dengan polosnya gue menjawab..."Eee...karena gue nggak pernah denger nama Ahmed agamanya Kristen Ortodok." maka dengan jawaban ini otomatis IQ lo akan dikasih score 79 sama mahasiswa jurusan Psikolog.

Tapi gimana juga kalo gue bilang, "Gue Islam, karena gue memilih." ngga usah ditambahin embel-embel apa lagi orang juga udah mahfum trus ngeloyor pergi tuh yang nawarin aliran kepercayaan sama batu kali misalkan.

Sedih ngga sih lo denger motivator-motivator bilang dengan kepala rada godeg-godeg "Jika kalian merasa tidak nyaman bekerja di sebuah tempat yang Bos-nya seenaknya puser sendiri, rekan-rekan kerja bekerja semaunya tanpa memperdulikan target kinerja, OB di kantor malas dimintain tolong beliin makanan saat jam istirahat siang, maka sudah saatnya anda menentukan sikap untuk bertahan atau keluar dan mencari pekerjaan lain." Kalo yang nanya karyawan biasa mending, kalo yang nanya itu hanya lulusan SMA yang berkesempatan berkarier di perusahaan minyak internasional yang kerjanya sesuai hobi, misalkan menggambar rangka pipa-pipa kilang minyak dan digaji 35 juta per-bulan dan fasilitas rumah dan mobil pribadi plus bonus akhir tahun sampai 200 juta trus tiba-tiba keluar dan harus susah payah lagi nyari kerjaan di dalam negeri yang selalu mensyaratkan minimal lulusan S1 untuk dapat bekerja di sebuah perusahaan dengan gaji awal 1,8 juta trus itu si motivator mau kasih honornya manggung buat gantiin beda gaji yang diperoleh sama itu orang apa?
Damn...kok ya gitu-gitu amat hidup harus dengerin orang yang kenal juga ngga, temen bokap nyokap juga bukan, kasih makan juga ngga pernah eh ngasih pendapat ke orang lain.

Kalo menurut gue ketika gue mau berjalan ke depan rumah itu karena memang gue yang ingin berjalan ke depan rumah bukan karena ada dorongan dari yang lain. Kalo memang harus ke luar rumah karena mau berangkat ke kantor gimana? Maka kita cari target yang lebih jauh lagi misalkan, gue ke kantor oleh karena itu harus keluar rumah terlebih dahulu dan gue akan mendapat sesuatu yang lebih. Pemandangan mba-mba yang cantik lagi di halte busway misalkan atau apalah yang lain yang penting memang itu karena keluar dari diri kita sendiri.

Gimana dengan pendapat, Omongan orang tua harus dipatuhi! Oke gue setuju sangat, karena kalo ngga bisa kualat jadi orang susah lo nantinya. Tapi lo harus denger kisah temennya sepupu gue. Namanya gue lupa yang pasti ini orang ngga lulus SMA, dulu kerjaannya tawuran, nyuri duit orang tua buat mabok, nyolong kunci mobil bokapnya buat ke tempat dugem dan sebagainya. Lo pikir bagaimana nasib ini orang saat ini? Tetap blangsak kah? Tidak kawan-kawan, orang ini sekarang jadi pengusaha sukses dengan harta milyaran. Alah itumah karena ada warisan dari orang tua kali? Ngga gitu juga, orang tua dia boleh tajir tapi bokapnya ngga akan kasih duit kalo anaknya berantakan kaya gitu.

Kalian mau tau jawabannya? Jawabannya sederhana, ini orang dari kecil patuh banget sama Ibu-nya. Udah itu aja jawabannya titik. Ngga perlu ditanyain lagi ko bisa dan macem-macem, tapi kodrat yang satu ini sifatnya wajib dipercaya. Lo patuh dan nurut sama Ibu lo maka jaminan hidup lo akan bahagia. Jadi hanya satu hal inilah yang membuat lo harus berfikir dua kali kalo Ibu lo menyuruh ke kanan tapi lo maunya ke kiri. Kita memang punya hati yang jadi patokan dalam bertindak, tapi ridhonya ortu itu ridhonya Allah SWT juga. Selebihnya itu, lo bisa jalanin hidup lo sesuka puser lo sendiri.

Lo boleh godain anak tetangga yang tiap pagi jogging keliling kampung, lo boleh nonton bola ngga pake karcis tapi bayar sama petugas yang jaga pintu masuk, lo boleh sehari masuk kerja sehari bolos, lo boleh coret-coret tembok sekolah atau kampus atau kantor lo sekarang, asal hati lo udah punya jawaban atas apa yang lo lakuin saat itu.

Jadi pesen gue, hidup lo harus penuh dengan tindakan yang menyenangkan dan memang karena itu yang lo mau. Tapi inget, patuh sama perintah ortu terutama Ibu lo adalah suatu keharusan, menentang berarti sekedar mempertanyakan maksud dan tujuan diberikannya perintah, dan bukan sebagai keputusan dalam bertindak.

Selasa, 01 November 2011

Aku dan Perspektif Pikiran Sempitku...



I don't care about tomorrow
Cause I'll make today the most perfect day


Lo pernah ngga melakukan sesuatu yang ngga pake banyak pemikiran? Ya seperti yang sedang gue lakuin sekarang, nulis Blog ngga pake mikir, ngga pake khawatir ngga akan dibaca orang lain, ngga peduli apa yang gue ketik di meja kerja gue atau yang pasti sebentar lupa kalo tugas gue sebenernya numpuk banget termasuk ngumpulin KUM buat kenaikan golongan.
Lo harus lakuin apa yang sedang gue lakuin sekarang, pasang musik kesukaan lo pake earphone sekencangnya kalo perlu volume paling tinggi, kalo gue sekarang sambil dengerin lagunya Coldplay yang berjudul " Every teardrop is a waterfall" (kira-kira betul ngga ya tulisannya? eits...atrurannya jelas ngga usah perduli akan kesalahan penulisan ya toh?


Hahaha...sumpah gue bersemangat banget, tapi gue sekedar berbagi tips sama lo nih...bukannya sotoy  atau waktu kuliah banyak orang ngatain gue Siomay  alias Sotoy Many hehehe...tips gue sederhana aja dalam memulai hari, lo tuh harusnya setiap pagi bangun tidur langsung berdoa terus tersenyum ikhlas selebar-lebarnya di depan cermin di kamar lo. Gue udah melakukan hal ini dari zaman dulu kuliah. Lo bisa cek ke semua temen-temen gue baik di kantor maupun temen sepermainan kalo gue akan selalu ceria setiap harinya. Lo akan mendapat senyum gratis dari gue meskipun baru pertama kali ketemu.

Senyum tuh bisa buat segalanya menjadi lebih baik, tidak memperbaiki seluruhnya tapi gue pastikan senyum akan membuat segalanya menjadi lebih baik. Contoh nih ya...Minggu kemarin orang kantor nelpon gue siang-siang curhat masalah reimburse ban mobil kantor yang bocor ngga beres-beres, bukan masalah ban sebenernya, tapi masalahnya gue lagi tugas di luar kota ditelepon cuma gara-gara ban mobil kantor ngga bisa direimburse karena toko tempat beli ban ngga punya NPWP (parah ngga tuh?). Tapi sebenernya ada duit gue juga waktu beli ban itu jadi ya mau ngga mau gue usahain juga.
Trus kan gue tanya masalahnya ada dimana, dibilang ada ibu-ibu yang ngomel-ngomel waktu diminta surat tagihan pajak sama NPWP katanya ngga mau kasih lah, nuduh kita mau mark-up (yaelah emang ban mobil maksimal mark up bisa sampe berapa ya?serius banget kaya bahas Nazarudin). Oke ternyata masalahnya itu di bagian umum kasih tau proses pertanggungjawabannya setengah-setengah, walhasil proses jadi terhambat dan temen-temen di ruangan trauma balik ke toko ban karena udah kena semprot yang jual sebelumnya. Walhasil gue berdoa bagi Bapak-bapak yang ngasih informasi setengah-setengah semoga ngga pernah ngalamin waktu lagi BAB tiba-tiba ada kebakaran, wakakakaka....otak gue lagi eror.

Trus akhirnya gue turun tangan ke toko ban-nya lagi dan gue ketemu sama ibu-ibu yang marah-marah itu kebetulan ternyata cashier di toko ban itu. Gue lihat kondisi sekitar cari penyebab kenapa nih si Ibu ko jutek banget...sebenernya juga bukan ibu-ibu banget paling umurnya 29-30 tapi memang terlihat lebih tua karena kondisi di sekitarnya adalah cowok-cowok yang hidupnya ngga jauh dari mesin mobil, ban mobil, alat dongkrak mobil segede gaban, oli menempel di seluruh badan bahkan muka dan sebagainya.
Baru masuk si Ibu udah jutek bilang "Ini yang tanya NPWP ya? ngga ada!"
Gue bilang, "Bu, masa perusahaan ngga ada NPWP berarti ilegal donk?"
Si Ibu menjawab "Ada, tapi gue harus tanya sama si bos dulu nah si bos itu lagi uring-uringan gue males banget lo pake kesini segala lagi!" sambil ngacak-ngacak rambut dan matanya terlihat memerah menahan sesuatu.

Tuh kan, memang selalu ada yang tersimpan dalam setiap kemarahan...Terkadang orang marah itu disebabkan beberapa hal yaitu:
1. Marah karena imbas dari kemarahan orang lain
2. Marah karena rasa khawatir yang begitu besar akan terjadi sesuatu yang belum tentu terjadi
3. Marah karena menutupi kesalahan yang telah dia perbuat sendiri
4. Marah karena memang sedang ingin marah tanpa alasan jelas

But you know what ? sekali lagi gue pake jurus senyum....lo harus percaya sama yang satu ini. Gue tersenyum sama Ibu-ibu yang tadi marah trus bilang..."Bu, Ibu takut ya sama bosnya?" dan si Ibu langsung menjawab "Ya takutlah, si bos tuh kalo lagi marah suka kasar ngomongnya!" trus sekali lagi gue tersenyum dan bilang "Oke Bu gini aja, bilang sama si bos saya mau bicara sama dia." "Tapi gue takut tau ngga sih lo?"

Di posisi seperti ini jangan sekali-kali membuat orang yang takut semakin tertekan. Buat orang tersebut merasa nyaman dan yakinkan mereka kalo semua akan baik-baik saja. Padahal gue sendiri ngga yakin kalo si bos akan baik-baik aja waktu dipanggil si Ibu, wakakakaka...
"Oke gue masuk sebentar ya." si Ibu sambil komat-kamit minimal berdoa supaya ngga dilempar sepatu sama si Bos. 
Tidak selang beberapa lama si Bos keluar dari ruangan.
"Mas, memang kita ngga ada NPWP perusahaan adanya NPWP punya saya sendiri biar bayar pajaknya ngga mahal karena ada biaya pajak korporasi."

Nah...ternyata si Bos marah karena masuk ke kategori penyebab orang marah yang ke 3 (cape' deh...) Bos itu juga sedang menutupi rasa bersalahnya karena dia berbuat curang. Kebetulan gue yang notabenenya adalah dari pemerintah makannya buat dia bertambah parno. Satu masalah terselesaikan karena gue berhasil ketemu dan ngobrol langsung sama si Bos, tapi resikonya reimburse uang ban bisa gagal ditarik karena ngga ada NPWP perusahaan tempat gue beli ban. (see...yang penting ada hasil positifnya?ngeles mulu kan jadinya?wakakakaka...)

Oke skip...

Jadi sekali lagi tentang "berbuat semaunya" itu memang bisa membuat hati lega, gembira luar biasa (agak lebay) dan juga bisa membuat pikiran menjadi PLOOOONG....!

Baru 2 minggu yang lalu gue nonton acara TV yang menceritakan para pengidap HIV AIDS berprestasi di tingkat dunia pada acara pertandingan sepakbola setingkat World Cup tapi bagi para pengidap HIV AIDS. Nah lucunya hari minggu gue nonton tuh acara, hari Selasanya gue rapat di salah satu Hotel di Jakarta Pusat malah gue ketemu sama tim sepakbola pengidap HIV AIDS tersebut termasuk si kapten yang berhasil membuat panti rehabilitasi para pecandu narkoba dan rumah singgah bagi para pengidap HIV AIDS.

Awalnya gue lagi makan siang trus si kapten jalan selengean di depan meja gue. Rambut mohawk, celana pendek, badan penuh tato sampe ke leher segala, anting, kalung, sambil bawa piring mau nambah makanan. Gue pikir Yaelah ini hotel bukan warteg yang kalo mau nambah piringnya dikasih sama mba-mba yang jaga warteg. Tapi waktu gue sadar dia itu si kapten yang gue ceritain tadi langsung waktu tuh orang balik dari ambil makan, gue sapa sambil berdiri.

"Bang Ginan ya?" SKSD maha dahsyat gue ngga ngurus.
"Eh, iya Mas..." 
Gue bener-bener shock  begitu si Ginan (nama si kapten) kasih senyum yang gue pikir bener-bener ikhlas keluar dari hatinya dia (you can feel the diffrent, i'm sure that)
"Bang sama siapa? Gue lihat lo kemarin di TV sumpah gue salut banget. Semangat ya Bang!" Gue ngga abis pikir, orang udah terkena HIV AIDS masih berprestasi di tingkat internasional mengharumkan nama bangsa, masih semangat berjalan dari Bandung ke Jakarta (di TV si Ginan punya nazar akan berjalan kaki dari Bandung ke Jakarta kalo ada donatur yang mau membantu dana buat dia dan tim bolanya berangkat ke Prancis buat mengikuti kompetisi sepakbola tingkat dunia bagi para penderita HIV AIDS) dan yang ngga kalah pentingnya Ginan tetap menebarkan senyum bagi setiap orang yang menyapa atau yang dia sapa.
Anjrot gue pikir...gue aja yang masih sehat (Insya Allah) kadang ngga bisa senyum lebar nan ikhlas kalo ketemu orang yang baru kenal, ini Ginan penderita HIV AIDS yang kata orang hidupnya ngga lama lagi kasih gue senyum yang lebar dan penuh semangat padahal gue juga baru kenal di situ dan itu juga karena SKSD. Orang macam apa gue kalo kaya gini?

So...gue pikir si Ginan ini bukan dia suka berbuat seenaknya ngga pake pikiran, tapi lo bayangin penderita HIV AIDS bisa mengenyampingkan beban pikirannya akan penyakit yang dia derita atau bahkan berita-berita kematian yang semakin mendekati yang disebarkan oleh orang-orang SOK TAU di sekitar dia tapi hari itu gue lihat si penderita HIV/AIDS ini menunjukan nothing's wrong with my life, i just enjoying it dan gue cuma bisa bilang Lo gila Nan...di dalam hati gue.

Ngga cuma saat di restoran, malah waktu gue pulang dari hotel lagi nunggu taksi di lobby, si Ginan yang kebetulan juga naik taksi bareng temen-temennya malah nyamperin gue, pamit mau pulang duluan (sumpah pengen rasanya gue jedot-jedotin kepala ke tembok, ini yang pantes disebut sebagai manusia).

Jadi hidup itu apa sih? Sekedar pusing memikirkan yang dikatakan orang lain terhadap apa yang lo lakukan? Marah karena sesuatu yang dikhawatirkan secara berlebihan atau sekedar menutup keurangan diri? atau hanya menjadi bagian dari rencana orang lain tanpa punya rencana bagi diri sendiri?

Come on phal....lo harus rubah pola pikir lo mulai dari sekarang. Gue ngga menyuruh lo jadi seorang enterpreuner atau pebisnis ulung, gue ngga menyalahkan lo yang sudah memutuskan menjalankan hidup di bidang seni atau bahkan ada sebagian dari kita yang lebih memilih bekerja sebagai abdi negara (termasuk gue, wakakaka...). Gue cuma kasian kalo hidup kita dijalani tanpa ada kebahagiaan dari apa yang kita jalani. Gue cuma pengen bilang kalo lo punya pacar yang mengecewakan dan selalu membuat lo sedih maka cepet putusin dan cari pacar yang lain. Gue cuma bilang kalo bos lo di kantor hanya membuat lo seakan berada di dalam mimpi buruk yang ngga pernah tau kapan pagi akan menjelang, untuk segera menyatakan sikap tetap berada di dalam lingkup pekerjaan namun tegas menolak untuk selalu berada di dalam penindasan atau putuskan segera untuk mencari pekerjaan lain.

Sekali lagi gue cuma mau bilang...hidup itu bukan sekedar mencoret angka yang ada di tiap lembar tanggalan.  


Behind my desk
(kala hati penuh energi)