Kamis, 05 Agustus 2021

Stupid Love Story #1

Start from today gw mau nulis cerita-cerita romantis yang dibalut dengan hal-hal bodoh.

#1 Paha Mulus Petaka

Kejadian ini terjadi waktu gw duduk di bangku sekolah TK, iya Taman Kanak-Kanak bukan hal yang lain.

Jadi gw TK tidak seperti Kaka gw yang sudah masuk dari TK 0 kecil. 

Gw langsung masuk ke TK 0 besar di sebuah TK bernama "Sekar Wangi". TK gw ini adalah TK yang dimiliki oleh seorang pensiunan TNI AL (ini serius). Oleh karena itu seragam sekolahnya juga ala-ala TNI AL, dan yang paling khas adalah setiap Hari Rabu seragam kita adalah kaos olahraga dipadu celana agak ketat dengan karet di bagian bawah dan topi ala TNI AL.

Nah, di Hari Rabu itu sudah jadwalnya kita olahraga. Namanya anak TK paling olahraganya main sepak bola untuk yang laki-laki dan lompat karet untuk yang perempuan.

Selesai olahraga, gw dan ketiga temen cowo gw duduk di sebuah kursi besi panjang sambil melihat ke lapangan karena masih ada yang bermain. Biasanya, karena celana kita yang agak ketat dan pendek, kita sering becanda sambil mencubit atau mengelus-elus paha teman samping kita untuk kemudian kita tabok sampai merah.

Entah gimana, waktu itu gw udah kena tabok dulu di paha sama temen di sebelah kiri gw. Dalam hati gw bilang (kalo gw langsung nabok paha temen sebelah kanan gw pasti dia langsung lari), jadi gw berpura-pura mengikat tali sepatu kiri untuk kemudian kembali duduk normal dan mengelus paha temen di kanan gw sebelum akhirnya gw tabok sekeras mungkin sampai terdengar CEPLASS!!

Kalian tau apa yang terjadi kemudian?

Perasaan gw udah ngga enak karena paha yang gw elus terlalu mulus dan putih. 

Tiba-tiba dari depan ada 2 temen cewe gw  berteriak...

"IIIH...IKSAN NGELUS-NGELUS PAHA HIKMAH...!" sambil menunjuk orang di sebelah kanan gw.

Pas gw liat ke kanan ternyata ada temen gw cewe namanya Hikmah, tangan kirinya megang paha, tangan kanan nutupin muka dan nangis sejadinya.

Gw kaget kenapa yang tadinya duduk di sebelah kanan gw itu si Rizky terus berubah jadi cewe?

Ternyata waktu gw pura-pura ikat tali sepatu, si Rizky ditarik teman lainnya dari belakang buat ajak ke toilet dan Hikmah yang tadinya masih main lompat karet gantian duduk di sebelah gw.

AMSYONG.. 

Alhasil gw dipanggil wali kelas, diinterogasi kenapa ngelus-ngelus terus nabok paha hikmah keras-keras. Gw coba jawab seperti apa yang gw pikirkan tadi dan guru ngga mau mengerti.

Hari itu sebagai manusia, gw pertama kali mendapatkan hukuman ditarik jambang rambutnya ke atas, dimarahin sampai nangis, dan disuruh minta maaf sama Hikmah sampai benar-benar dimaafkan atau kalau tidak maka gw tidak boleh pulang walopun sudah jam pulang.

TAMAT


Kamis, 5 Agustus 2021




Minggu, 01 Agustus 2021

Dia yang Beruntung

 Dia yang Beruntung


Siapa yang beruntung?

Dari bermiliar-miliar pasang mata, tak semua bisa melihat siapa yang hadir di saat hati sedang benar-benar berjuang.

Siapa yang beruntung? 

Dari setiap kejadian, siapa yang masih pusing berputar mencari sebuah perhentian sementara, setelah larut dalam warna-warni dan hingar-bingar balutan kata keberhasilan?

 Siapa yang beruntung?

Dari setiap keresahan hati bisa memilih bersuara atau diam untuk berharap pada anak burung yang ditinggal induknya mencari kelanjutan hidup.

Siapa yang beruntung?

Dari setiap kesempatan-kesempatan yang berulang merayu untuk dicoba dengan taruhan esok hari yang biru atau kemerah mudaan warnanya.

Dia yang beruntung,

Dengan sedikitnya pikiran berbalut kecerdasan namun kosong di dalam karena ternyata hati sudah banal bahkan netral tak mampu menangkap sinyal-sinyal mercusuar melanjutkan kehidupan.

Kita semua bisa saja, menulis, merasa, membaca, bertingkah polah dan berkelakar padahal banyak hal bisa kita pilah untuk menutupi kehampaan.

Jadi siapa dia yang beruntung?


Pasirkiang, 2 Agustus 2021

Rabu, 30 September 2020




Patah Hati 


Tahun 2020 apa bisa di-fix kan menjadi tahun "Patah Hati"? ya meskipun ngga semua bisa dikategorikan buat menghela napas sih.

Maret 2020 semua bermula, berita Covid 19 sudah mulai menyebar dan membatasi ruang gerak kita, termasuk keluarga kecil gue. Saat PSBB pertama ditetapkan, gue yang notabenenya emang anak rumahan dari dulu ya ngga masalah, tapi beda dengan anak gue yang pertama dan istri gue.

Anak gue si Gaza yang tiap pagi semangat berangkat ke sekolah, awal-awal pandemi bingung sendiri dia kenapa mendadak sekolah distop. Padahal Miss nya di sekolah udah woro-woro persiapan pesta perpisahan setelah lulus kelas Kindy B alias TK 0 besar (terserah istilahnya apa). Tapi gue sempet protes juga anak masih TK biaya pesta kelulusan per-orang diminta Rp.1.500.000 serasa mau open table aja tiap murid wkwkwk...

Tapi Gaza akan merasa paling patah hati seumur hidup karena adanya pandemi. Tahun lalu dia bilang ke gue ulang-tahunnya dirayain tahun depan aja jadi uangnya ditabung dulu buat beli kue yang bagus sama bisa kasih hadiah buat teman-temannya. Tapi di tahun berikutnya, mimpinya benar-benar sirna karena pandemi, dan gue sempet berpikir kasihan juga anak gue ngga punya foto ulang tahun waktu sekolah TK.

Ada kejadian paling pathetic sih di awal pandemi yang dialami keluarga kecil gue. Bisa dibayangin pemasukan berkurang, lagi ada pandemi, di Jakarta lagi PSBB, tiba-tiba Ibu pemilik kontrakan gue minta dibayar kontrakannya setahun. Gue sama istri cuma bisa ketawa dan mulai mengeluarkan toxic di pembicaraan kita berdua dengan menyangka bahwa pemilik kontrakan gue ini terinduksi Coronce di tempurung lututnya. Patah hati kedua di tahun 2020.

Permasalahannya istri gue dendaman orangnya mirip kaya gue. Jadi saat si pemilik kontrakan nagih uang kontrakan (padahal masa kontrakan masih sisa 2 bulan), langsung esmosi si Nyonyah seperti disepelekan. Ngga pake lama, 2 hari setelah ditagih, istri gue beli kardus sisa packing rokok terus semua barang dimasukin kardus dan minta kita sekeluarga segera pindah ke rumah yang tahun lalu gue beli wkwkwk...bini yang emosi gue yang mumet mikirin biaya renovasi rumah second yang gue beli.

walhasil setelah korak korek celengan babi, narik reksadana, jual koleksian (ngga sampe jual kidney untungnya), akhirnya alhamdulillah terkumpul sekian rupiah untuk kita bismillah pindah rumah ke Banten (siap-siap culture shock).

Singkat cerita gue dan keluarga udah pindah ke Banten dengan berbagai kisah roller coaster nya dan udah mulai adaptasi dengan lingkungan baru yang alhamdulillah tetangga gue charming banget. 

Kalo di urusan rumah tangga gue alhamdulillah sudah mulai berangsur kembali normal dan menuju baik, ya patah hati ternyata juga dirasain keluarga besar gue (nyokap, bokap, adik, kaka).

Nyokap gue yang guru ngaji udah dari Maret ngga dibuka pengajiannya. Ibu gue yang biasa ketemu orang banyak jadi di rumah aja wira-wiri. Bokap gue yang sakit saraf kejepit dan osteoporosis di usia lanjutnya, terpaksa kalo mau pemanasan cuma bisa di halaman rumah atau mentok pagi hari di gang rumah ngga bisa kemana-kemana yang biasanya berenang di kolam renang umum. Adik gue yang tahun lalu rencana mau kawin udah bayar hotel full terpaksa ditunda dan hampir gagal karena ada PSBB tahap 2 di Jakarta bahkan uang yang sudah dibayar dipotong 10% tanpa ada klausul perjanjian sebelumnya. Calon suami adik gue yang pekerja seni dan biasa kerja tour dari kota 1 ke kota lain sekarang bener-bener sepi job. Untungnya ada bisnis furniture ortunya yang membuat mereka bisa mulai bekerjasama untuk jualan furniture.

Kaka gue malah anomali. Kerja di RS sebagai admin membuat dia banjir rezeki. Pertama karena RS tempat dia kerja full pasien umum dan covid jadi sering lembur. Bonus juga dikasih karena saking banyaknya pasien. Ditambah lagi dana bantuan presiden, udah buat kaka gue yang wataknya mirip Mr.Crab di film Spongebob makin merajalela aja. Tapi untungnya masih sering nraktir anak-anak gue yang minta makan mekdi.


Once Jack Ma pernah bilang "Di tahun 2020 tugas kita hanya bertahan hidup" jadi mimpi-mimpi besar bisa disimpan dulu untuk diwujudkan nanti jika pandemi berhasil diatasi.

Gue 70% setuju meskipun kadang marah sendiri, tapi Tahun "Patah Hati" harus tetap kita hadapi dan lewati bersama dengan penuh optimis. Kita harus bisa jaga diri sendiri, keluarga inti dan keluarga lain yang terhubung baik secara langsung maupun tidak langsung, semoga Allah SWT selalu melindungi dan mencegah kita dari marabahaya.


Aamiin...


Banten, 30092020

(zaman bocah, hari ini 30 September mana ada yang berani keluar rumah)

 





Jumat, 11 Oktober 2019

Pada Suatu Titik





Pada Suatu Titik

Sering ku bangun di malam hari
Menatap langit tiada berbintang
Mencoba susuri waktu berlalu
Apakah benar ini baik saja

Di pagi ku melihat orang tersenyum
Tak berani ku sangka mereka bahagia
Di lain waktu ku tatap gadis tunduk membisu
Tapi hati orang siapa yang tahu

Misteri hidup silih berganti
Kita tiada bisa memilih judul
Mungkin saatnya ku berstrategi
Esok langkah apa yang kan kutempuh

Reff:

Yakinlah...kita harus terus berbahagia
Jangan racuni pikiran dengan bisingnya perkataan
Meski takdir sudah ada yang mengatur
Tapi nikmati waktu kita yang tentukan

Sesaat kau sadari jalan terasa berat
Henti sejenak nikmati sekelilingmu
Tiada perlu berlari sepanjang waktu
Pada suatu titik kita akan menyadari

Tujuan kita bukan sebatas mimpi
Beranjaklah dan kembali mengejarnya

Reff:

Yakinlah...kita harus terus berbahagia
Jangan racuni pikiran dengan bisingnya perkataan
Meski takdir sudah ada yang mengatur
Tapi nikmati waktu kita yang tentukan


Selamat berbahagia



Best Wstern, Bandung, 12 Oktober 2019

Rabu, 03 Oktober 2018

How GOD Tell You To Grow Up



Love If You're in Love
Cry If You're Hurt
Smile If You're Happy
Don't Grow Old, just Grow Up
Make Mistakes, and Learn from Them
-Patricia Briggs-


Lama tidak mengunjungi kotak curhat ini.
Lebih dari setahun sudah kembali ke peradaban setelah sebelumnya menimba ilmu di Gunung Gede (haha...)
Well, nampaknya apa yang saya impikan sesaat sebelum kembali ke Indonesia, atau tepatnya saat gw menatap kosong ke jendela besar di dalam ruang tunggu Bandara Schipol, belum sepenuhnya terwujud. Lebih tepatnya progress mewujudkan mimpi saat itu sangat-sangat berjalan lambat.
I can accept that people don't care with I already achieved, however, I also have a right not to care about what other people said.

Asli ini sifat terburuk gw banget sih alias cuek mampus sama kondisi sekitar. Tapi sebenernya bukan ngga peduli, tapi in my opinion gw lebih baik peduli terhadap hal-hal lain yang memang butuh untuk dibantu daripada orang-orang sekitar yang sudah berjalan mapan.

Gw ngga pernah habis pikir sih, kalo lo terus khawatir bahwasanya orang yang sudah hidup dengan mapan, pekerjaan dan gaji yang sanat cukup kemudian orang tersebut datang merengek dan kembali meminta untuk ditambahkan pundi-pundi keuangannya. Kalo memang itu keadaanya, gw pikir ada yang salah dengan kaca mata yang kalian gunakan. Atau mungkin lebih parah lagi, otak dan hati lo perlu di Ketok Magic barangkali?

Itulah kondisi kita saat ini, yang kita lihat di depan mata, yang terus menerus hadir untuk meminta, maka itulah yang kita tanggapi pertama kali. Kita kadang berbuat curang dengan nurani kita sendiri dan tidak pernah berpikir bahwa hanya ada 2 hal yang membuat orang berani untuk mengatakan sesuatu atau berbuat sesuatu.

1. Orang yang memang pekerjaannya mengatakan sesuatu atau hobi meminta sesuatu;
2. Orang yang sudah sangat kpepet dan jika dia tidak mengatakan atau meminta sesuatu maka bisa jadi dia "kelaparan dan mati".

Bagaimana dengan orang yang menjaga harga diri dengan tidak meminta dan juga dengan mereka yang memang sangat-sangat takut untuk meminta karena nanti hasilnya tidak sesuai yang diharapkan atau bahkan lebih buruk lagi...

Mendapat hinaan. How about that?

Once kita punya wewenang atau kekuasaan, maka gunakan kekuasaan itu dengan baik dan bertanggungjawab. Tidak perlu orang lain yang mengingatkan untuk melakukan kedua hal tersebut karena pada akhirnya kita sendiri yang akan menanggungnya.

Ujian berat saat gw kuliah di negeri orang adalah saat gw harus melawan diri gw sendiri. Melawan untuk tidak malas, bangun pagi, belajar yang super giat, berhenti berkhayal liburan dulu baru belajar, stop menganggap bahwa beli sesuatu barang yang kita inginkan akan menjadi obat hati untuk kembali berjalan di track yang benar.

But I Thought at that time, if I have passed those test I will win everything as well.

Faktanya tidak seperti itu karena itu baru langkah awal kehidupan lo.

Ujian terberat selanjutnya adalah....start to think about other people that needs your help...like literally need your help!

Gw sangat yakin banyak orang yang bisa kita bantu atau kebalikannya, butuh bantuan kita. Tapi ibarat menampah beras, kita harus bersihkan kerikilnya agar saat dimasak, kita bisa makan nasi yang enak. Jadi penyaringan itu yang perlu kita laksanakan.

Ini memang tidak mudah karena semakin dewasa pasti kita akan terus berpikir, siapa yang benar-benar dapat kita percaya atau sebaliknya. Semua memang tidak dapat dipercaya. Itu sebuah pilihan hidup.

Klise mungkin berbicara tentang pilihan hidup atau memilih siapa yang perlu dibantu terlebih dahulu. Tapi itu yang gw sebut the next level of life test. Tidak perlu pusing dipikirkan, yang pasti kita harus menjalaninya.

Gw ngga akan memberi contoh karena contoh orang lain mungkin jauh lebih berharga daripada apa yang gw hadapi. Tapi yang jelas pemilihan prioritas tentang apa yang harus dilakukan serta siapa yang harus dibantu itu yang menjadi poin. Misal prioritas lo di pagi hari, bangun pagi, beres-beres, berangkat kerja pagi supaya tidak macet dan masih fresh. Faktanya, istri minta diantar beli sarapan, anak minta diantar ke sekolah. Maka kita harus bisa merencanakan semua dengan baik karena ternyata semua adalah prioritas. Dalam kasus ini solusi yang bisa dilakukan mungkin, lo harus bangun lebih pagi, cari jalur terdekat dan tercepat untuk lo anter istri beli sarapan dan akhirnya mengantar anak ke sekolah. Bisa jadi semua tidak terlaksana atau meleset dari yang dilaksanakan semisal, pada akhirnya lo terlambat masuk kantor, sarapan yang mau dibeli istri lo tidak ada dan ternyata anak lo juga masuk kesiangan. Oleh karena itu hari berikutnya kita harus buat plan yang lebih baik dengan skala prioritas yang lebih rinci. Tapi jangan lupa diri lo juga dimasukan ke dalam skala prioritas tersebut.

Nah, dari contoh di atas misalkan ada tambahan permintaan tolong seperti ada tetangga meninggal atau tetangga minta diantarkan ke RS karena tidak ada kendaraan yang bisa mengantar dengan segera, maka kembali lo harus memutar otak dan begitu seterusnya.

Jadi sekali lagi, kalo kita bisa bantu orang maka segerakanlah karena akan banyak kebaikan dari kesegeraan tersebut. Tapi kita juga harus dapat memilah siapa dan apa yang dapat kita bantu agar tidak salah sasaran. Jika kita sudah bisa mengambil pelajaran dari hal-hal tersebut, di situlah kita akan memulai babak baru petualangan dalam hidup kita.


Sari Pan Pacific Hotel, 4 Oktober, 2018.



Senin, 09 Mei 2016

Di Penghujung Jalan


"Tak perlu bersikeras menjelaskan siapa dirimu, karena orang yang mencintaimu tak membutuhkan itu, dan orang yang membencimu tak akan percaya itu" (Ali bin Abi Thalib RA)


Ngga sengaja gw nemuin kutipan di atas saat sedang browsing di group FB alumni kampus dulu. Dibaca sekali...dua kali...akhirnya gw mengangguk-anggukan kepala sendiri.

Intinya sederhana, di atas langit masih ada langit, bahkan berlapis-lapis jumlahnya. Itu yang selalu gw jadikan acuan kenapa gw paling takut dibilang sombong sama teman-teman yang lain daripada sindiran lainnya. Sederhananya, gw sering dibilang cuek, males, ngga peka sama lingkungan atau bahkan untuk beberapa temen deket banyak yang memanggil gw dengan panggilan Babi Cina atau Singkek dan gw hanya ketawa ngga ada perasaan sedikitpun terbersit untuk marah. Tapi yang boleh manggil gw dengan sebutan "Babi Cina" ya ngga sembarang orang juga. Kalo ada yang baru beberapa kali ketemu gw trus manggil gw "Babi Cina" ya gw bakalan samblek juga.

Terlahir dengan seorang Bokap yang selalu menanamkan doktrin bahwa lo berasal dari keluarga miskin yang ngga punya apa-apa dan ngga usah banyak gaya dalam menjalani kehidupan itu kadang ada bagusnya juga. Pertama, lo akan menjauhi segala hal yang berkaitan dengan sifat sombong, karena lo berasal dari keluarga sederhana dan cenderung ke arah kere jadi buat apa lo sombong? Kedua, dengan merasa lo bukan apa-apa terkadang akan menjadi motivasi tersendiri buat lo untuk terus berprestasi namun apapun yang lo raih, tetep lo akan merasa "gw orang miskin dan ngga boleh sombong karena lo bukan apa-apa dan siapa-siapa."

Bokap juga punya prinsip, gw harus kerja yang bener ngga usah banyak gaya. Tapi kalo lo udah kerja jujur n bener tapi masih ada yang komplain atau misal lo udah kerja jujur tapi tetep ada yang nyalahin, ada kalanya lo harus memberikan reaksi atas aksi tersebut.  Itu prinsip yang mungkin gw juga pegang banget hingga saat ini.

Well, sebenernya gw mau sharing tentang hal yang kurang mengenakan yang gw alami beberapa hari ini. Baru sadar akun facebook gw di blok sama salah seorang teman. Gw tarik beberapa hari terakhir ya mungkin memang karena kesalahan gw juga.

Sederhananya, jika orang telah menganggap lo sebagai orang yang "lurus" dan "baik" maka orang-orang di sekitar lo akan selalu mengharapkan lo tetap berlaku "lurus" dan "baik" selama dia mengenal lo. Padahal ada kalanya orang "lurus" dan "baik" juga berada dalam kondisi terburuk di hidupnya yang sedikit merubah orang tersebut untuk menjadi agak sedikit "bengkok" dan "tidak baik" atau cenderung kasar dan kurang ajar.

Kadang ketika lo berbuat "baik" kepada orang lain karena secara natural diri lo memang bawaannya "baik" dan kebaikan lo itu dibalas hanya sebatas saat lo diperlukan, gw cuma bilang mungkin sekali-kali lo boleh berbuat "tidak baik" kepada orang tersebut. Tapi rasa curiga lo kepada orang-orang "sejenis" itu sebaiknya harus segera lo hilangkan. Lo harus tetap berbuat baik kepada semua orang di sekitar lo baik itu yang sudah lama lo kenal ataupun orang yang baru hadir di dalam kehidupan lo.

Beberapa hari terakhir memang gw sedang dalam kondisi terburuk dalam sejarah hidup gw yang pada akhirnya gw berlaku tidak seperti gw yang dikenal orang di keseharian. Reaksinya bermacam-macam dan hampir 98% orang menunjukkan rasa ketidaksukaannya atas sikap gw akhir-akhir ini. Gw yang mendadak ngomong kasar, nyindir orang langsung di depannya, atau bahkan yang lebih parah lagi gw mengatakan apa yang sebenernya ada di pikiran gw selama ini kepada orang itu yang sebenernya bukan hal yang baik untuk disampaikan. 70% diri gw menganggap hal yang gw lakuin itu salah tapi 30% sisanya bilang menjadi yang bukan diri lo sehari-hari di hadapan teman-teman atau orang terdekat lo itu kadang ngga ada salahnya.

Gw ngga ngerti sih sebatas apa orang bisa mentoleransi keadaan lo yang awalnya baik kemudian berubah menjadi kasar atau culas.Nyokap pernah bilang kalo Bokap gw sangat khawatir suatu saat gw akan berubah menjadi orang yang sombong karena keberhasilan-keberhasilan yang selama ini terus gw raih, tapi satu hal yang pasti gw sendiri paling takut dibilang sombong apalagi sama keluarga gw sendiri. Jadi sebenernya apa yang ditakutin Bokap gw ke gw agak berlebihan, tapi ngga apa-apa juga buat gw mawas diri.

Untuk orang-orang yang langsung berubah terhadap lo ketika lo sedang menunjukkan hal yang bukan diri lo sebenernya akibat kondisi tertentu yang membuat lo berubah, pada akhirnya gw memutuskan ada kalanya gw me-rekonsider hubungan pertemanan yang selama ini telah berlangsung. Tapi sekali lagi gw ngga akan ke PD an bilang orang-orang itu yang akan rugi karena telah tidak bisa menerima perubahan gw karena sekali lagi gw bukan siapa-siapa.

Tapi yang lebih penting adalah ketika lo pada akhirnya menemukan orang-orang yang tetap bisa bertahan sama lo dengan kondisi lo yang lagi "ngga bener" untuk kemudian dia ngajak lo buat kembali bangkit dari rasa keterpurukan lo. Sudah seharusnya orang-orang itulah yang lo pertahankan dalam lingkaran pertemanan hidup lo.

Alhamdulillah gw bahagia banget karena hingga saat ini, Istri gw yang dulu pernah gw pacarin selama 6 tahun dan akhirnya gw nikahin dan setelah menikah dan melahirkan anak gw yang bernama "Gaza" kembali harus gw tinggalin karena gw harus melanjutkan kuliah ke negeri orang, itu adalah satu dari segelintir manusia yang tetap sabar menerima gw dalam kondisi apapun. Terutama saat-saat ini dimana gw lagi dalam kondisi yang tidak begitu baik dalam kehidupan gw.

So...berlakulah normal apa adanya diri lo dan ngga perlu memanipulasi keadaan yang sedang lo alami, baik dan buruknya lo saat ini. Karena pada akhirnya, ALAM akan menyeleksi orang-orang terbaik untuk nantinya lo ajak maju bareng di kemudian hari.


Maastricht, 9 May 2016

Senin, 14 Maret 2016

Kebingungan Temporal

I Am an Ordinary Guy


Malam ini mendadak mikir, kontribusi gw buat orang sekitar selama ini apa ya? masa hidup gini-gini doank?

Gw dikasih kesempatan kuliah di luar negeri value added gw apaan ya udah 6 bulan kuliah di sini? Awal kuliah banyak temen sharing prestasinya masing-masing, ada yang berhasil mendirikan NGO berbasis pendidikan yang udah dikenal di level internasional, ada yang buka klinik kesehatan udah sering dapet proyek dari pemerintah setempat, ada yang pernah menjuarai event internasional, ada yang sering jadi pembicara di seminar-seminar internasional, nah gw? Habisin waktu aja di depan laptop nonton film or baca materi kuliah yang perbandingannya 70:30 banyakan nonton filmna hahaha...

Aslinya salah nih kaya gini, tapi gw mau berbuat apa lagi coba? Tiap pagi yang lain rajin ke perpus gw masih di kamar aja ngeringkuk sampe siang bengong, dengerin lagu, memandang galau ke depan jendela udah gitu aja sampe 3 hari. Gw kaya ngga ada insafnya beberapa mata kuliah ngulang padahal period ini lebih berat materinya n gw ngga ada dasar ilmu sama sekali. Kopong otak gw waktu awal masuk kelas.

Antara ngga care sama cuek beda tipis sih.
Baru aja gw WA temen gw yang tinggal di Sweden gw tanya disana jam berapa sekarang dan ternyata waktunya sama kaya gw sekarang di Belanda trus dia bilang...

"Lah kita kan sama-sama pake CET" temen gw jelasin,
"CET emang apaan?" gw gagal paham
"Yaelah, itu GMT + 1"
"Hadeh, gw ngga ngerti."

Udah gitu aja sampe ngga jelas kaya gimana lagi.

Well, mungkin kebiasaan gw cuek parah kaya gini ada kaitannya dengan masa lalu. Ada hal-hal yang gw anggap perlu diingat dan diperhatikan tapi ada juga yang gw ngga peduli sama sekali, Ngga prinsipil kalo kata Rangga di AADC bilang gitu.

Tapi saking gw cueknya sama keadaan, kadang tiap gw bangun di malam hari gw masih berada kaya bangun di kamar gw di Indo yang bisa langsung mainan game di PC waktu baru bangun tidur. Tapi setelah gw sadar gw cuma bisa bilang "DAMN INI GW DIMANAAAA...?" Tapi itu gw lakuin minimal 3-4 kali dalam sebulan tiap kebangun di malam hari.

Oiya masalah kontribusi dengan orang sekitar, apa coba yang pernah gw lakuin dianggap memberikan manfaat buat orang lain?Semua interestnya buat pribadi gw ngga ada yang karena pure kasih bantuan ke orang lain which is bad.

Tapi tetep gw ngga mau jawab pertanyaan ini sekarang karena gw ngga capable jawab persoalan yang kaitannya dengan diri gw sendiri.

Intinya sih gw pengen hidup gw lebih bermanfaat buat masyarakat secara luas tapi gimana ya caranya?

Any Idea?